NUSANTARANEWS.CO – Berstatus sebagai tim debutan Liga Champion, banyak pecinta kulit bundar dunia, penasaran dengan kiprah Sang Rubah Putih julukan Leicester City. Sukses menggegerkan publik dunia usai menjuarai Premier League musim 2015-2016, kini eksistensi anak-anak asuhan Ranieri dipertaruhkan di panggung besar Liga Champion.
Menyandang gelar juara Liga Inggris, bukanlah hal yang ringan. Mengingat sepakbola Ratu Elizabeth merupakan salah satu kiblat sepak bola dunia.
Saat menjalani debut perdananya Kamis (15/9/2017) melawan Club Brugge, Leicester setidaknya harus mampu membuktikan kepada publik Inggris, bahwa ia layak menyandang gelar juara. Apalagi lawan yang dihadapi Leicester pada pembukaan fase Grub G juga sama-sama berstatus sebagai tim debutan.
Meski demikian, Leicester layak berbangga diri kerena ia mampu meruntuhkan mitos dominasi klub-klub bermodal besar. Anak-anak asuhan dari Claudio Ranieri juga bisa bernapas lega, karena lawan yang dihadapi di fase penyisihan grup, terbilang merata.
Selain Club Brugge yang akan menjadi lawan perdana, Leicester juga akan berhadapan dengan FC Porto dan juga Koebenhavn, yang sama-sama tergabung dalam Grup G. Melihat kekuatan lawan yang terbilang bukan klub-klub raksasa Eropa, Leicester mempunyai peluang besar untuk bisa lolos ke babak knock out 16 besar Liga Champion. Dengan catatan, Jami Vardy cs minimal bisa mengamankan posisi dua Grup G.
Tak hanya itu, Leicester juga pantas optimis, mengingat pada penutupan bursa transfer kemarin, tim manajemen Leicester melakukan belanja pemain besar-besaran. Secara komposisi pemain, Leicester hanya minus Cante, karena diboyong ke Stanford Bridge.
Akankah Riyad Mahrez dkk bisa berbicara banyak di pentas Eropa dan mengukir sejarah sepakbola dunia. Atau sebaliknya, kemenangan Leicester sebagai ‘raja’ Premier League hanya karena faktor keberutungan? (Adhon MK)