Pasukan Pendudukan Amerika di Suriah Bangun Pangkalan Militer Baru di Hasakah

Pasukan pendudukan Amerika di Suriah bangun pangkalan militer baru di Hasakah.
Pasukan pendudukan Amerika di Suriah bangun pangkalan militer baru di Hasakah.

NUSANTARANEWS.CO, Damaskus – Pasukan pendudukan Amerika di Suriah bangun pangkalan militer baru di Hasakah. Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai membangun pangkalan militer baru di wilayah Al-Yaarubiya di pedesaan timur Al-Hasakah, Suriah, lapor SANA yang mengutip sumber-sumber lokal. Menurut media itu, pada hari Kamis (28/1), pasukan AS terlihat telah mengerahkan bahan logistik dan peralatan militer ke pangkalan tersebut.

SANA menjelaskan bahwa pasukan Amerika sedikitnya telah membawa 10 pengangkut pasukan ke kota Al-Malikiyah di timur laut jauh Al-Hasakah, sebagai persiapan untuk pemindahan mereka ke pedesaan Al-Yaarubiyah yang berdekatan dengan perbatasan Irak, tempat pasukan itu mendirikan pangkalan militer baru di dekat Tal Alo.

Dilaporkan pula bahwa pasukan AS telah memperbaiki jalan di dekat Tal Alo, tak jauh dari lokasi pangkalan helikopternya di Kharab al-Jir. Presiden Joe Biden yang baru terpilih, tampaknya akan melanjutkan “kebijakan penjarahan minyak Suriah” yang telah dinyatakan oleh pendahulunya Presiden Trump – yang tanpa malu-malu mengakui bahwa pendudukan ilegal AS di Suriah adalah untuk mengambil minyak Suriah.

Dalih Presiden Trump mempertahankan pendudukan pasukan AS di Suriah adalah untuk mencegah ISIS kembali menguasai daerah yang kaya minyak tersebut. Di samping membantu sekutu Kurdi AS agar mereka bisa hidup.

Presiden Trump juga mengilustrasikan bahwa, “Di masa lalu, ketika berperang, bagi para pemenang adalah rampasan. Anda memenangkan perang dan Anda menerimanya,” ujar Trump. Jadi Anda tidak mencuri apa pun. Anda menerima — kami mengembalikan uang kami sendiri — setidaknya, setidaknya.”

Washington tampaknya kembali menjalankan kebijakan tradisional AS di kawasan Timur Tengah: menguasai minyak. Dan seperti biasa untuk mempertahankan kepentingannya, dan mensabotase upaya pemulihan dan rekonstruksi ekonomi Suriah – AS menjalankan strategi kekacauan untuk melumpuhkan kekuatan politik, ekonomi dan militernya. Bahkan bila perlu menghapus Suriah dari peta dunia.

Langkah-langkah AS tersebut terlihat jelas dengan tetap mempertahankan pendudukan pasukannya di ladang-ladang minyak utama Suriah. Suriah sendiri memang baru menguasai sebagian kecil dari lading-ladang minyak negara itu yang sebagian besar saat ini memang dikendalikan oleh militer AS dan milisi Kurdi.

Kementerian pertahanan Rusia bahkan menunjukkan mengenai kegiatan operasi penyelundupan minyak Suriah ke luar negeri oleh militer AS berdasarkan gambar-gambar citra satelit. Tidak mengherankan bila Moskwa menyebut kehadiran militer AS di Suriah sebagai “kriminal internasional” tidak ada hubungannya dengan masalah keamanan.

Moskwa juga memperkirakan bahwa operasi penyelundupan minyak oleh militer dan kontraktor swasta AS di Suriah timur menghasilkan pendapatan lebih dari US$ 30 juta per bulannya.

Seperti dikatakan Juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova yang dilansir Tass, “AS melewati sanksi sendiri” untuk mengambil minyak bernilai lebih dari US$ 30 juta per bulan dari Suriah. (Agus Setiawan)

Exit mobile version