Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Insiden Drone MQ-9 Reaper AS Semakin Meningkatkan Suhu Konflik di Suriah

Insiden Drone MQ-9 Reaper AS Semakin Meningkatkan Suhu Konflik di Suriah

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rusia menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas insiden drone MQ-9 Reaper baru-baru ini dan menuduh bahwa pesawat dari koalisi pimpinan AS di Suriah kerap melanggar protokol dekonflik dengan Rusia.

Peristiwa ini adalah insiden keenam yang dilaporkan bulan ini, dan yang kedua dalam beberapa hari terakhir, di mana Washington menyatakan bahwa jet tempur Rusia telah terbang sangat dekat dengan pesawat berawak dan tak berawak AS.

Dua pejabat AS yang tak ingin disebut namanya mengkonfirmasi bahwa serangan itu merusak drone MQ-9 Reaper, tanpa keterangan lebih lanjut.

Dalam insiden terakhir, jet tempur Rusia dilaporkan telah menembakkan suar yang mengenai drone MQ-9 Reaper AS. Pada hari Selasa, suar merusak baling-baling drone; pada hari Rabu, suar yang dijatuhkan Rusia menghantam drone. Dalam insiden sebelumnya, jet Rusia telah mencegat pesawat AS pada jarak yang sangat dekat, termasuk satu kejadian dengan pesawat berawak yang menurut AS membahayakan nyawa empat awak Amerika.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Untuk Perolehan Suara Calon Anggota DPR RI

Laksamana Muda Oleg Gurinov, kepala Pusat Rekonsiliasi militer Rusia di Suriah, mengatakan bahwa pesawat tak berawak AS terbang sangat dekat dengan sepasang pesawat tempur Rusia di langit di atas Suriah pada Rabu pagi. Gurinov mengatakan bahwa sistem onboard pesawat Su-34 dan Su-35 Rusia melihat pesawat menjadi sasaran dan memicu pelepasan suar secara otomatis.

“Amerika Serikat terus memberi informasi kepada publik tentang penerbangan drone yang melanggar hukum di wilayah udara Suriah yang telah gagal menjalani prosedur dekonflik sambil menuduh pihak Rusia melakukan manuver berbahaya,” kata Gurinov dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Interfax.

Dia juga mengatakan pesawat tak berawak AS yang terlibat dalam insiden hari Selasa tidak mengikuti “prosedur” dekonflik dan “sepenuhnya provokatif”. Gurinov juga menambahkan bahwa pilot Rusia “menunjukkan profesionalisme tingkat tinggi dan mengambil langkah tepat waktu untuk menghindari tabrakan dengan drone.”

Sementara para pengamat berspekulasi bahwa Rusia kemungkinan melakukan serangan untuk mendukung tujuan Iran mengusir pasukan AS dari Suriah. Bahkan seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan bahwa Iran ingin mengamankan jalur bantuan kepada Hizbullah. Sebaliknya Rusia mengandalkan dukungan Iran dalam operasi militer khususnya di Ukraina. AS mengklaim telah melihat lebih banyak kerja sama, kolaborasi, perencanaan, dan intelijen antara Rusia dan Iran di Suriah. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 22