Berita UtamaEkonomiLintas NusaTerbaru

Panen Padi Tanam Perdana Program Forecasting Smart Ecovillage Kolaborasi BAIS TNI dan BBPOPT

Panen Padi Tanam Perdana Program Forecasting Smart Ecovillage Kolaborasi BAIS TNI dan BBPOPT

NUSANTARANEWS.CO, Indramayu – Pada hari Kamis, 16 Mei 2024 sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 WIB, telah dilaksanakan panen padi Tanam Perdana Program Forecasting Smart Ecovillage Pengembangan Teknologi P3OPT Daerah Endemis dan DAT di Desa Ranca Sari, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Panen perdana ini merupakan hasil Pengembangan Teknologi P3OPT Daerah Endemis dan DAT di Wilayah Kabupaten. Indramayu, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Lamongan sebagai hasil kerjasama antara BAIS TNI dan BBPOPT (Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan).

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan Disruptive Agriculture Technology (DAT) PADI yang low input, high productivity (input biaya rendah dengan hasil produksi tinggi) berbasis P3OPT (Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan).

Pada kesempatan itu, Dansatintelmedis Bais TNI mengungkapkan bahwa pada era pemerintahan Presiden Suharto, boleh dikata adalah masa jayanya petani, dimana para petani mampu swasembada beras. Bahkan pada masa itu, pemerintah juga mengirimkan tenaga-tenaga ahli ke Thailand untuk membantu cara bercocok tanam sehingga negeri Gajah Putih tersebut mampu swasembada beras. “Namun, ironisnya, saat ini justeru Indonesia yang mengimpor beras dari Thailand,” ujarnya.

Baca Juga:  Ketua DPRD Sumenep Dorong Eksekutif Optimalkan Realisasi Program APBD 2024

Berkaca dari hal tersebut, Dansatintelmedis berharap dengan menggunakan Forcasting Smart Eco Village dapat meningkatkan produksi padi dan kembali mencapai swasembada beras sehingga dapat mensejahterakan para petani.

Kepala BBOPT Kementan RI, Yuris, MM menyampaikan bahwa Panen Padi saat ini telah mencapai 9,5 ton per hektare, sudah lebih tinggi dari produksi rata-rata sebesar 5,2-5,6 Ton/ha.

Lebih lanjut, Yuris menjelaskan perbandingannya bahwa: menggunakan Tabela DAT dapat mencapai hasil produksi 9,57 ton per hektare dengan Benefit/Cost (B/C) 2,05>2. (Petani untung);

Menggunakan FSEV (200 ha) dapat mencapai 9,6 ton per hektare dengan B/C 2,68>2. (Petani Untung): Sedangkan Menggunakan pola tanam tradisional diluar FSEV hanya 8,5 ton per hektar dengan B/C 1,55 <2. (Petani Rugi)

Sementara Kepala Holtikultura dan Pangan Kabupaten Indramayu menyampaikan bahwa perlu pendampingan kepada para petani agar dapat meningkatkan produksi padi yang pada gilirannya akan menambah penghasilan petani dan mensejahterakan petani.

Tuirut hadir dalam kegiatan Kepala Satuan Pelayanan Perlindungan Tananam Pangan Kabupaten Indramayu; Kepala Holtikultura dan Pangan Kabupaten Indramayu; Danramil Kecamatan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu; Bhabinkamtibmas Kecamatan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu; dan para Petani/Kelompok Tani Mandiri Gabus Wetan.

Baca Juga:  KPU Gelar Sosialisasi Pendidikan Pemilihan Pasca Pemungutan Suara Untuk Pemilih Strategi dan Rentan di Daerah 3T Pada Pilkada 2024

Kegiatan panen berjalan dengan baik dan lancar. Hasil Panen pun sangat memuaskan karena sesuai dengan yang direncanakan sehingga kedepannya Para Petani dapat mengikuti kegiatan tanam padi dengan menggunakan cara Forcasting Smart Eco Village. (*)

Related Posts

1 of 14