NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Salah satu kedukaan paling besar bagi seorang muslim ialah kepergian tokoh Ulama besar ke haribaan Allah SWT. Kini bangsa Indonesia kembali berduka cita karena sosok ulama kharismatik sekaliber KH. Muzadi telah wafat. Rasa duka mendalam juga menghinggapi perasaan dan batin Habib Rizieq Syihab.
Berikut ungkapan kehilangan dari pemimpin Aksi Damai 411 dan 212 itu:
Almarhum Dr. KH Ahmad Hasyim Muzadi bagi saya adalah Orang Tua Arif, Guru Bijak dan Sahabat Setia.
Beliau begitu dekat di hati saya, karena beliau menempatkan saya di hatinya yang penuh cinta kasih.
Tak akan pernah bisa saya lupakan kelembutan tuturnya dan kesegaran candanya serta kedalaman perhatiannya.
Jika ada suatu peristiwa terkait saya atau FPI, beliau selalu menelepon atau memanggil saya untuk tabayyun langsung.
Bahkan terkadang tanpa diduga tiba-tiba beliau sudah berada di depan pintu rumah saya untuk langsung menyampaikan saran dan usul, serta kritik dan protes, yang semuanya sarat dengan nasihat penuh hikmah.
Beliau bukan hanya Ulama yang Sholeh, tapi juga Negarawan Sejati yang sangat setia kepada NKRI.
Beberapa hari menjelang Aksi Bela Islam 212, tanpa saya tahu beliau mencari dan mengejar saya, karena kami kehilangan kontak sejak saya setiap pekan mengganti nomor HP.
Akhirnya, Beliau mendapatkan saya dalam suatu acara di sekitar wilayah Cibubur. Beliau tampak lelah tapi tetap semangat untuk memberi lima nasihat berikut :
1. Jadikan Aksi 212 sebagai momentum Persatuan Umat Islam Indonesia untuk
menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI.
2. Jaga Aksi 212 dari segala infiltrasi politik yang ingin menungganginya hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok dan golongan tertentu.
3. Waspadai Kebangkitan PKI dan berbagai aliran Anti Islam yang ingin menghancurkan Islam di Indonesia, khususnya menghancurkan Aswaja.
4. FPI harus jadi Rumah Bersih Aswaja yang tetap beraqidahkan Asy’ari dan berfiqih Syafi’i serta bertashawwuf Ghozali dengan tetap fokus kepada Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
5. FPI ke depan harus lebih santun dan bijak, serta wajib menghindarkan segala bentuk kekerasan, dan mesti berperan serta dalam membangun Peradaban Dialog yang bermartabat.
Terima Kasih Tuan Guru.
Anda adalah Guru saya dan Guru Umat serta Guru Bangsa.
Selamat Jalan Pejuang.
Jasamu selalu kukenang.
Semoga kau menang dan senang.
Di sisi Allah Yang Maha Penyayang.
Aamiiiin….
Editor: Sulaiman