Hankam

Operasi Keamanan Maritim di Selat Malaka dan Laut Sulu

Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian. (Foto: dok. TNI AL)
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian. (Foto: dok. TNI AL)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Keberhasilan Uni Eropa menggelar operasi keamanan maritim di Teluk Aden berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB dinilai dapat menjadi standarisasi beberapa negara anggota ASEAN dalam menggelar operasi keamanan maritim di Selat Malaka dan Laut Sulu.

Hal itu disampaikan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian saat menjadi narasumber dalam diskusi internasional baru-baru ini yang digelar Centre for Stratagic and International Studies (CSIS) bertajuk Advancing EU-Indonesia Security and Defence Partnership.

Baca juga: Bajak Laut Menguasai Satu Juta Kilometer Persegi Laut Sulu-Sulawesi

Baca juga: Komandan Seskoal Paparkan Peluang Baru Penyelesaian Sengketa Maritim di Kawasan Indo-Pasifik

Laut Sulu memang tengah jadi perhatian negara-negara ASEAN beberapa tahun belakangan ini meskipun fokus geopolitik maritim Indo-Pasifik cederung pada Laut China Selatan, Samudera Hindia dan Selat Malaka. Namun, kasus pembajakan dan penyanderaan yang kerap terjadi di Laut Sulu telah masuk dalam ruang maritim Asia. Kabarnya, setelah kejahatan maritim di kawasan laut yang memiliki luas satu juta kilometer persegi itu kian marak, perhatian negara-negara ASEAN kini juga fokus pada Laut Sulu.

Baca Juga:  Tutup TMMD 121, Kasdam V/Brawijaya Pesan Untuk Warga Desa Selur

Setelah peristiwa penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf yang basis operasinya di Jolo dan Basilan di Kepulauan Sulu beberapa tahun lalu, Laut Sulu-Sulawesi mulai menjadi pusat perhatian dunia internasional. Aksi para bajak laut yang tidak pandang bulu merompak kapal nelayan kecil hingga kapal kontainer raksasa telah membuat gerah tiga negara khususnya, yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Baca juga: Otoritas Filipina Benarkan Telah Terjadi Penculikan 3 WNI di Laut Sulu

Baca juga: Keamanan Maritim di Laut Sulu Dibahas Untuk yang Ketiga oleh Menhan Tiga Negara

Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian di forum diskusi tersebut membahas mengenai karakteristik ancaman-ancaman maritim dan kecenderungannya di masa depan. Menurutnya, Indonesia dan Uni Eropa memiliki kepentingan bersama untuk menjaga stabilitas keamanan dari ancaman-ancaman di kawasan maritim melalui kerjasama yang lebih sistemtis dan selaras dengan SDGs serta APSC Action Programme.

(eda/eda)

Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,052