NUSANTARANEWS.CO – Situasi di ibukota negara memanas sejak demo 4 November digelar secara damai namun ujungnya berakhir ricuh. Demo yang disulut oleh kasus dugaan penistaan agama yang diarahkan para gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ditengarai mendapat tunggangan dari pihak yang punya kepentingan. Hal ini disebut oleh Presiden ada peran aktor intelektual yang samapi saat ini masih menjadi misteri.
Tidak hanya itu, dampak dari demo 411 yang ricuh merembet ke ranah hukum. Aktivis HMI ditangkap kemudian ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan melawan aparat keamanan saat demo masih berlangsung ba’da isya’. Ahmad Dani dilaporkan oleh relawan Jokowi karena dianggap menghina Presiden Jokowi saat orasi pada demo 411. Kemudian Fahri Hamzah juga dilaporkan karena dalam orasinya yang dinilai menyatakan sikap makar terhadap negara.
Bermula dari isu sara, situasi terus memanas. Hingga muncul isu soal rencana demo lanjutan bertajuk Aksi Bela Islam III pada tanggal 25 November 2016 mendatang. Aksi Bela Islam III ini direncanakan apabila proses hukum terhadap Ahok tidak berlangsung.
Barangkali atas situasi yang semakis memanas tersebut, Presiden Jokowi memberikan araha kepada para Prajurit Marinir TNI dan Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia. Adapun arahan Presiden adalah sebagai berikut:
Arahan Presiden Joko Widodo kepada Prajurit Marinir:
1. Saya dan seluruh rakyat Indonesia selalu bangga kepada prajurit Korps Marinir karena prajurit-prajurit Korps Marinir, saya tahu, dekat dengan rakyat, selalu mendengar rakyat dan melekat di hati rakyat di manapun prajurit Korps Marinir berada dan bertugas.
2. Prajurit Korps Marinir adalah prajurit TNI yang disegani yang selalu akan hadir di setiap pelagan pertempuran di seluruh pelosok nusantara demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Prajurit Korps Marinir juga selalu mendapatkan apresiasi dari berbagai negara sahabat ketika mengambil bagian sebagai pasukan perdamaian dunia.
3. Saya tahu di sini ada Brigade Infanteri, Resimen Artileri, Resimen Kavaleri, Resimen Bantuan Tempur dan Denjaka. Kita tahu, loyalitas prajurit Korps Marinir pada rakyat, pada bangsa, pada negara tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu pegangan bagi setiap prajurit Korps Marinir,yakni kebanggaan dan harga diri sebagai prajurit sejati. Prajurit sejati yang memiliki jati diri sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional.
4. Sebagai Panglima Tertinggi TNI, saya memerintahkan kepada para Perwira dan Prajurit Marinir untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai Tentara Nasional, Prajurit Korps Marinir harus menjadi kekuatan perekat kemajemukan dan pantang menyerah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Di negara kita, kita ingin yang mayoritas itu melindungi minoritas. Yang minoritas menghormati mayoritas, saling menghargai, saling menghormati. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik dalam bingkai persatuan Indonesia, dalam bingkai NKRI. Banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu mengelola perbedaan dan menjaga kemajemukan. Bangsa Indonesia ingin selalu menikmati indahnya kedamaian, indahnya persaudaraan di tengah keberagaman.
6. Terakhir, sebagai Panglima Tertinggi TNI, saya tekankan pada setiap prajurit TNI termasuk Korps Marinir untuk selalu memegang teguh Sapta Parga dan Sumpah Prajurit. Selalu setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta menjaga Bhinneka Tunggal Ika, selalu membela ideologi negara dan Pancasila. Tetaplah, sebagai Bhayangkari negara dan bangsa Indonesia.
Terima kasih. Salam marinir,
Jalesu Bhumyamca Jayamahe, Jaya di darat dan di laut.
Dalam rilis Kepala Biro Pers, Media dan Infromasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada Prajurit Marinir di lapangan markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Jumat, (11/11).
Adapun arahan Presiden Joko Widodo kepada Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia yang disampaikan di lapangan markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Jumat, (11/11) ialah:
1. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia, atas kerja keras, atas kekompakan dan sikap profesionalisme yang ditunjukkan dalam mengamankan aksi unjuk rasa tanggal 4 November yang lalu sehingga akhirnya sampai magrib unjuk rasa berjalan dengan tertib dan damai.
2. Saya juga ingin menyampaikan penghargaan, apresiasi dan rasa bangga saya pada seluruh anggota Korps Brimob yang sedang bertugas di seluruh pelosok Tanah Air yang telah memberikan pengayoman, yang telah memberikan perlindungan pada seluruh anak bangsa, pada seluruh rakyat, pada seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama dan golongan.
3. Korps Brimob telah mengabdikan diri sepenuhnya untuk menjalankan tugas Negara yang tidak ringan, saya tahu tidak ringan, yakni memberikan perlindungan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Semuanya anak bangsa harus kita lindungi, harus diayomi, dan harus kita beri rasa aman. Dan saya harap dengan tugas itu, Korps Brimob akan mampu menjadi perekat persatuan, menjadi penjaga kebhinnekaan serta membangun keteraturan dan keharmonisan sosial. Ini penting.
4. Dan sebagai Pimpinan Tertinggi Kepolisian Republik Indonesia, saya perintahkan kepada seluruh perwira dan anggota Brimob untuk tetap waspada terhadap gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Sekecil apapun gangguan itu segera selesaikan. Jangan menunggu sampai masalahnya menjadi lebih besar dan membesar.
5. Sekali lagi, berikan pengayoman, perlindungan, rasa aman, untuk seluruh rakyat tanpa membedakan asal suku, agama, dan golongan. Dan saya meyakini, sekali lagi, Korps Brimob mampu menjadi pelopor persatuan, menjadi penjaga kebhinnekaan. Jalinlah komunikasi dengan seluruh anak bangsa. Ajak mereka untuk mengedepankan semangat persatuan, semangat kesatuan, semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai Indonesia yang damai, Indonesia yang tertib, Indonesia yang bersatu.
6. Sebagai bangsa besar, kita akan mundur jauh ke belakang kalau energi bangsa ini dihabiskan untuk pertentangan-pertentangan suku, pertentangan agama, dan pertentangan golongan, akan mundur ke belakang kita. Kita ingin Indonesia menjadi contoh terbaik bagi dunia dalam mengelola keberagaman dan beberapa negara sudah menjadikan kita sebagai contoh itu. Di mana kemajemukan justru menjadi kekuatan bangsa kita untuk maju.
7. Terakhir, sebagai Pimpinan Tertinggi Kepolisian, saya minta kepada seluruh Korps Brimob di seluruh Tanah Air untuk setia dan taat sepenuhnya pada Pancasila, kepada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, dan kepada negara kesatuan Republik Indonesia. Selalu memperkuat kekompakan dalam menjalankan tugas negara serta selalu menjaga kehormatan, kebanggaan, sebagai anggota kepolisian Republik Indonesia sehingga Korps Brimob akan semakin dipercaya, akan semakin dicintai oleh masyarakat.
Demikian yang ingin saya sampaikan untuk bisa menjadi perhatian dan untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota Korps Brimob seluruh Indonesia . (Sulaiman)