MPR Dukung Pemutaran Ulang Film G30S/PKI

Mantan Ketua Umum HKTI, Mahyudin. Foto: Dok. Cakaplah

Mantan Ketua Umum HKTI, Mahyudin. Foto: Dok. Cakaplah

NusantaraNews,co, Jakarta – Wakil Ketua MPR Mahyudin mendukung langkah pihak yang mendorong pemutaran kembali film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Menurutnya, pemutaran film tersebut memiliki muatan sejarah untuk mengingat kembali peristiwa kelam yang terjadi akibat pemberontakan PKI di Indonesia.

Harapannya, peristiwa yang sama tidak terulang kembali dalam perjalanan bangsa Indonesia kedepan.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Peristiwa G30S/PKI menimbulkan banyak korban baik dari militer dan rakyat. Kita tidak ingin peristiwa itu terulang kembali,” ujar Mahyudin usai menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana di Denpasar, Bali, Rabu (20/9/2017).

Mahyudin mengatakan masyarakat harus waspada terhadap pengaruh laten PKI. Ia menekankan agar masyarakat lebih memiliki sensitifitas supaya selalu waspada terhadap adu domba PKI.

“Pemutaran film itu bagus juga agar masyarakat hati-hati, tidak terprovokasi, dan tidak mudah diadu-domba,” ungkapnya.

Kendati demikian, Mahyudin juga setuju agar ada pembuatan film serupa yang disesuaikan dengan kekinian.

“Mungkin karena film itu buatan lama perlu dibuat ulang yang menyesuaikan dengan kekinian. Misalnya adegannya lebih diperhalus. Adegan-adegan pembunuhan mungkin diperhalus,” imbuhnya.

Mahyudin mengaku sejak kecil, dirinya selalu menonton film G30S/PKI. Kendati didalam adegan film muncul beberapa aksi kekerasan, kata dia, tetapi tidak berpengaruh bagi masyarakat untuk melakukan tindakan yang sama.

Karena, lanjutnya, sesungguhnya film tersebut memperlihatkan fakta yang terjadi menyangkut peristiwa sebenarnya. “Dari segi kekerasan, film itu tidak membuat saya kasar,” jelasnya.

Film itu, sambung Mahyudin, memberi pemahaman dan menyadarkan bahwa ancaman perbedaan ideologi sangat berbahaya bagi bangsa.

“Karena itu saya semakin mantap menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi terbaik yang harus menjadi perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Rencana pemutaran kembali film karya Arifin C Noer itu diinisiasi oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Bahkan Panglima memerintahkan jajarannya untuk menggelar nonton bersama film itu. Gatot beralasan pemutaran ulang film itu untuk mengingatkan peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 agar tidak terulang. (Kastro)

Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version