NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kondisi keamanan di Mindanao, Filipina Selatan ditetapkan darurat militer menyusul bergejolaknya baku tembak antara tentara nasional dan kelompok bersenjata Maute yang terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Marawi.
Darurat militer yang disampaikan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte itu ditanggapi Konsulat Jenderal Republik Indonesia dengan meminta Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah Mindanao waspada.
Duterte telah memberlakukan status darurat militer di wilayah Mindanao selama 60 hari ke depan. Hal itu dilakukakanya untuk menekan kelompok bersenjata dan menciptakan keamanan umum di kawasan mayoritas Muslim tersebut.
Kepala Kanselerai Konjen RI di kota Davao Gufron Hariyanto menerbitkan surat edaran khusus resmi untuk mengimbau WNI di Filipina. Gufron meminta agar WNI mengikuti peraturan pemerintah setempat mengenai keamanan dan ketertiban umum. Selain itu, WNI juga diminta meningkatkan kewaspadaan dan keamanan saat berada di sekitar fasilitas umum.
“Diimbau kepada seluruh WNI di wilayah Mindanao juga untuk tidak bepergian ke luar Kota Davao, wilayah berbahaya atau rawan,” ujar Gufron dalam keterangan resminya diterima, Jumat (26/5/2017).
Jika memang terpaksa harus bepergian ke luar kota Davao, agar sangat berhati-hati dalam perjalanan. WNI juga dihimbau agar selalu membawa travel dokumen identitas seperti passport dan selalu mengamati perkembangan situasi keamanan setempat.
“Bila terjadi ancaman atau gangguan, keamanan agar segera menghubungi pejabat konsuler atau polisi setempat. WNI jangan lupa membawa sejumlah dokumen perjalanan,” kata Gufron.
Untuk diketahui, pasukan militer Filipina telah terlibat baku tembak dengan kelompok Maute yang terafiliasi dengan ISIS. Kelompok Maute dikabarkan ingin merebut kekuasaan di kota Marawi. Situasi di Filipina pun jadi mencekam menyusul serangan kelompok Maute.
Kelompok Maute mulai mengambil alih kota dengan membakar tempat-tempat ibadah. Mereka juga mengibarkan panji bendera ISIS dan meminta 100 penembak bergabung untuk menguasai kota Marawi. Kelompok Maute juga nekat menyandera warga dan meminta pemerintah untuk mundur.
Reporter: Richard Andika
Editor: Romandhon