NUSANTARANEWS.CO – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan, kondisi sistem logistik Indonesia saat ini terbilang buruk dibandingkan dengan sistem logistik negara tetangga dan negara lain di dunia. Hal ini disampaikannya dalam Peresmian Aplikasi Cargo Centrals Tulang Punggung Industri Cargo dan Sistem Logistik di Indonesia, di Ruang Roeslan Abdulgani, Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (26/10).
Oleh karena itu, lanjut Rudiantara, pemerintah berupaya keras untuk mengatasi hal itu dengan melibatkan semua pihak untuk membuat terobosan menurunkan biaya logistik. Kehadiran aplikasi bidang kargo dan logistik dinilai menjadi salah satu solusi untuk menekan biaya logistik eksisting.
“Logistik kita masih menjadi salah satu yang terburuk dibandingkan negara tetangga atau lainnya. High cost economy Indonesia termasuk tinggi, disebabkan 25% GDP Indonesia adalah sektor logistik. Jika dibandingkan dengan Amerika atau negara tetangga, Singapura dan Malasyia yang hanya mencapai belasan persen saja. Indonesia harus bisa berupaya menurunkan biaya logistik ini,” katanya.
Lebih lanjut dia menilai, perbandingan besaran biaya logistik Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam Index Logistic Performance Indonesia Tahun 2014-2016. Dalam laporan itu, Indonesia mengalami penurunan ranking dalam hal tracking dan tracing.
Kendati demikian, imbuhnya, dalam International Shipments, posisi Indonesia naik dari ranking 74 menjadi 71 pada tahun 2016. “Bila dilihat dari 25% angka tadi rinciannya adalah 11,8% transportasi, 12,1% inventory, dan administrasi 1,5 %. Artinya, jika dianggap yang mahal adalah transportasi, belum tentu, ternyata itu inventory. Jadi mudah-mudahan aplikasi juga mengaddress masalah inventory, namun bukan berarti transportasi tidak ada masalah,” paparnya.
Dengan adanya aplikasi semacam ini, kata Rudiantara tegas, dapat memotong proses yang berbelit di bidang logistik.
“Dan calo yang harus diberantas dengan menyiapkan infrastrukturnya yakni internet. Saya juga berharap di lingkungan Kementerian Kominfo tidak ada yang namanya pungli, kalau ada harap lapor ke saya langsung. Tidak akan ada ampun,” tegas Rudiantara. (Sule/red-02)