MancanegaraTerbaru

Menjaga Warisan Kuliner Palestina di Tengah Pendudukan Israel

NUSANTARANEWS.CO – Setiap budaya memiliki kekhasan rasa dan masakannya. Makanan tradisional merupakan bagian penting dari warisan nasional termasuk bagi masyarakat Palestina.

Di Hebron, salah satu wilayah Alkitabiah yang saat ini diduduki Israel, seorang koki bernama Eyad Abu Seena tetap menjalankan toko Qedra milik keluarganya. Bagi banyak orang di Tepi Barat Palestina, Hebron memang memiliki makanan terbaik.

“Qedra adalah bagian dari warisan masyarakat Hebron,” kata Abu Seena.

Ia menceritakan bahwa banyak pelanggannya, orang-orang yang sengaja datang dari seluruh penjuru. Amman, Yerusalem, dan kota-kota yang berada di tepi barat seperti Jenin, dan Tulkarm yang sengaja datang ke Hebron untuk makan Qedra.

Sebuah tempat perbelanjaan di Hebron. (Foto: expertvagabond.com)

Abu Seena sang pemilik saat ini mengatakan bahwa restoran tersebut beserta resepnya adalah warisan dari ayahnya. Restoran pria berusia 70 tahun ini berada di Jantung Kota Yerusalem, yang dikuasai Israel pada 1967.

Masakan Palestina sangat beragam tidak bukan hanya Hummus dan Falafel yang selama ini dikenal. Masakan tradisional lainnya seperti daun anggur dan sayuran tumbuk yang diisi dengan nasi dan daging cincang juga memiliki cita rasa yang sangat enak.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Iklim Demokrasi Indonesia Sudah Dewasa

Makanan rumahan yang juga menjadi tradisi masyarakat Palestina juga harus tetap dilestarikan. Contohnya masakan bernama Maqlouba yang resepnya dapat berubah sesuai dengan keadaan ekonomi, misalnya ketika harga tengah melonjak, Maqlouba dapat dibuat dengan campuaran daging ayam, dari pada menggunakan daging sapi atau domba.

Masakan lainnya seperti Zarb juga Abu Seena pelajari dari sang ayah. Zarb adalah resep makanan tradisional dari kota Qalqilya, yang merupakan olahan ayam dengan bumbu dan sayuran dan nasi yang dimasak dengan cara di-oven. Biasanya, hidangan ini adalah hidangan yang harus ada ketika bulan Ramadhan atau hari raya.

Abu Seeba dan keluarganya yang dikenal dengan keluarga Shantir mengatakan bahwa ia membuka restoran yang menyuguhkan berbagai menu tradisional Palestina untuk menjaga agar tradisi tetap berjalan.

Penulis: Riskiana

Related Posts

1 of 14
  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand