NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Isra’ adalah kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Yerussalem. Sedangkan Mi’raj adalah kisah perjalan Nabi Muhammad dari bumi ke langit ke tujuh dilanjut ke Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu dari Allah SWT yaitu tentang perintah menjalankan shalat.
Pada dasarnya Isra’ dan Mi’raj adalah dua peristiwa yang berbeda, namu karena rentang waktunya yang bersamaan maka disebutlah Isra’ Mi’raj. Mayoritas Ulama berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada kurun waktu antara 620-621 masehi, atau pada malam 27 Rajab tahun ke 10 Kenabian.
Menurut Koordum. Forum BEM DIY, Nur Fatah, Isra’ Mi’raj adalah suatu peristiwa yang menunjukan betapa dekatnya, betapa mulyanya seorang makhluk (Nabi Muhammad S.A.W.) di sisi Tuhan YME.
“Tentu kita sebagai manusia ciptaanNya ingin pula menjadi orang yang mulia dan dicintai oleh Tuhan YME. Namun agar dicintai dan mulia disisi Allah tentu kita harus memperkuat Keimanan dan Ketaqwaan kita terhadap Tuhan YME dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya,” kata Fatah kepada Nusantaranews baru-baru ini.
Pihaknya meyakini bahwa menjaga persatuan dan keharmonisan Bangsa Indonesia adalah bagian dari bentuk keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan YME.
Hal itu merujuk pada firman Tuhan dalam Al-Quran surat Al-hujurat ayat 10: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.
“Dalam ayat tersebut sudah tergmambar jelas bahwa kita harus saling mengenal berbagai perbedaan disekeliling kita agar bisa menciptakan keharmonisan dan persatuan, karena itu adalah perintah Tuhan YME,” ujarnya.
Maka dari itu Forum BEM DIY menyelenggarakan kegiatan Tabligh Akbar Kebangsaan dalam tema “Meneguhkan Spirit Isra Miraj dalam Menciptakan Keharmonisan dan Persatuan Bangsa”, Selasa (25/4/2017).
“Walaupun Peringatan Isra Miraj Identik dengan Umat Islam, tapi kami mengangkat konsep pengajian yang berisikan materi-materi yang memperkuat rasa nasionalismi dan kbhineka tunggal ika,” kata Fatah.
Acara yang digelar di Auditorium Kampus STIE BBANK, Seleman, DIY diisi oleh Dosen Pasca Sarjana UMY K.H. Mohammad Azhar dan Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta K.H. Sahiron Syamsuddin. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan perserta perwakilan dari kampus-kampus di DIY yang tergabung dalam Forum BEM DIY.
Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman