Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Menguatnya Hubungan Iran dan Qatar

Menguatnya Hubungan Iran dan Qatar
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali khamenei, berbincang dengan mantan Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani di Teheran, 1 Mei 2006. (Foto: AFP)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketika Arab Saudi, Bahrain, UEA dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni 2017 dengan tuduhan bahwa Qatar mendukung kelompok teroris, dan meningkatkan hubungan dengan Iran – semakin menunjukkan bahwa AS mulai menggeser kepentingan politik luar negerinya terhadap kawasan Timur Tengah. Dan peristiwa diplomatik ini semakin menunjukkan bahwa kekuatan Dewan Kerjasama Teluk tidak solid.

Meski Qatar tidak memiliki kekuatan militer yang tangguh, namun secara ekonomi pendapatan per kapita Qatar adalah yang tertinggi di dunia. Bahkan dengan embargo yang dilakukan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir, ekonomi Qatar tidak mengalami pukulan yang signifikan.

Qatar juga memiliki hubungan strategis dengan AS melalui Pangkalan Udara al-Udeid, yang berfungsi sebagai basis operasi AS dalam menyerang ISIS. Di sini Qatar dengan cerdik telah menyeimbangkan hubungannya dengan kelompok ekstremis serta menjaga hubungan yang kuat dengan AS.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Doa Bersama Untuk Pilkada 2024

Baca: Di Balik Sanksi Terhadap Qatar

Hubungan Qatar dengan kelompok ekstremis memang telah menimbulkan kemarahan AS. Namun AS juga mendapat keuntungan. Misalnya, Qatar membujuk Taliban untuk membebaskan tentara Amerika Bowe Bergdahl pada bulan Mei 2014. Tiga bulan kemudian, membantu jaminan kebebasan Peter Theo Curtis, seorang jurnalis Amerika yang dipegang oleh afiliasi Al-Qaeda di Suriah, Front al-Nusra. Qatar yakin hubungannya dengan kelompok-kelompok seperti Hamas, Taliban, dan al-Qaeda telah melunakkan posisi kelompok ini, membuat mereka lebih setuju untuk melakukan perundingan.

Bukan AS saja, negara-negara Teluk yang lain pun marah. Di masa lalu, perselisihan masih bisa diselesaikan melalui diplomasi oleh AS. Kini, Presiden Trump tampaknya tidak terlalu fokus untuk meredakan ketegangan sekutunya di Timur Tengah.

Sementara itu, hubungan Bahrain-Qatar tidak pernah bagus. Kedua negara bentrok dengan pulau-pulau yang disengketakan sejak 1986. Saat ini, penguasa Sunni Bahrain membenci hubungan persahabatan Qatar dengan Iran, menuduh Republik Islam mengobarkan kerusuhan di kalangan mayoritas Bahrain-populasi Syiah.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Apresiasi Digelarnya Festifal Budaya Banjar

Keempat negara bagian ini telah mempelopori kampanye anti-Qatar dengan menyegel perbatasan dan menutup wilayah udara mereka ke pesawat Qatar. Mereka juga telah memotong hubungan dagang. Sebagian besar negara-negara Arab di Teluk telah menuntut agar warganya meninggalkan Qatar. UEA bahkan telah membuatnya ilegal untuk menyampaikan ungkapan simpati terhadap Qatar di media sosial.

Menariknya, Kuwait dan Oman tidak mengikuti, meskipun keduanya adalah anggota Dewan Kerjasama Teluk, selain Qatar, termasuk Bahrain, Arab Saudi, dan UEA. Blok anti-Qatar bahkan tidak mampu meyakinkan sekutu terdekatnya untuk solid.

Sementara Yordania mengumumkan bahwa mereka akan menurunkan hubungan diplomatik dengan beberapa catatan selama Qatar bisa menjaga hubungan dengan Yordania dan Kuwait.

Memang, usaha-usaha sebelumnya untuk mengisolasi negara-negara Arab yang lebih rentan semua akhirnya gagal. Setelah Iran merebut wilayah Irak pada tahun 1986, aliansi yang sama mencela Qatar hari ini menekan Suriah untuk menurunkan hubungan dengan Iran. Arab Saudi mencoba menawarkan paket ekonomi, termasuk menawarkan untuk menggantikan Iran sebagai pemasok minyak utama Suriah. Tapi meski Suriah mengalami defisit neraca pembayaran yang parah, beberapa tahun kekeringan, dan bantuan luar negeri yang berkurang, negara tersebut menolak berkoalisi dengan Saudi.

Baca Juga:  Kunjungi Pasar di Sidoarjo, Cagub Risma Janjikan Selesaikan Kesulitan Pedagang

Qatar juga mulai melangkah jauh dengan Iran, mengingat kepemilikan bersama mereka atas ladang gas alam terbesar di dunia, Pars Selatan di Teluk Persia. Iran juga telah menawarkan untuk menyediakan 40% pasokan makanan Qatar yang tidak lagi diterima dari Arab Saudi akibat embargo. Meningkatnya hubungan Iran-Qatar memang cukup mengganggu AS karena Trump sedang mencoba untuk kembali mengisolasi Iran di kawasan regional. (Banyu)

Related Posts

1 of 43