NUSANTARANEWS.CO – Pendidikan seksual memang sudah saatnya diterapkan dengan baik untuk membantu semua orang memahami hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas dengan benar. Pengajaran tentang dasar-dasar anatomi juga sangat diperlukan, laki-laki tidak hanya memahami tentang otonomi mereka, tetapi mereka juga sangat perlu memahami otonomi wanita dengan baik. Begitu sebaliknya.
Sebuah studi mengatakan bahwa setengah dari pria tidak memahami dengan baik bagian-bagian intim atau organ seksual pada wanita. Dalam sebuah studi dimana para pria diminta untuk memasang label tentang organ intim wanita. Mereka para pria diminta untuk menunjukkan dalam gambar yang telah disediakan tentang dimana letak vagina, vulva, serviks, ovarium dan lain sebagainya.
Hasilnya adalah 50 persen dari mereka gagal mengidentifikasi organ-organ tersebut.
Dilaporkan oleh Daily Mail, temuan ini dipublikasikan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesadaran tentang betapa sedikitnya di antara kita yang mengerti tentang kanker ginekologi. Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah bahwa para pria merasa tidak perlu mengerti tentang organ kewanitaan dan berbagai masalah yang mungkin dapat terjadi.
Bagi banyak pria, tubuh wanita juga masih dipandang sebagai sesuatu yang tabu. Mereka cenderung tidak nyaman membicarakan masalah ginekologi dengan pasangan mereka.
Namun permasalahn sebenarnya bukan hanya tentang hal tersebut. Satu dari lima orang wanita menurut studi tersebut, tidak mengunjungi dokter ketika terjadi pendarahan vagina yang tidak biasa. Padahal pendarahan adalah salah satu gejala utama dari beberapa kanker yang menyerang para wanita seperti kanker rahim, ovarium, serviks, vagina dan vulva.
“Hasil survei ini menunjukkan tingkat kesadaran yang rendah tentang gejala kanker ginekologi di antara pria dan wanita,” kata Athena Lamnisos yang merupakan kepala eksekutif Eve Appeal salah satu badan amal dan peduli kanker yang menaungi studi tersebut.
Menurut Lamnios, pria dapat memegang peran penting untuk selalu menjaga kesehatan pasangan mereka. Ketika mereka memahami permasalahan kesehatan kewanitaan maka itu akan sangat membantu kaum perempuan dan mereka mampu mengajak mereka untuk berkonsultasi dengan dokter lebih cepat. Hal tersebut dapat menumbuhkan harapan bahwa akan banyak nyawa tertolong dengan penanganan yang lebih cepat.
Ini menjadi sesuatu yang penting mengingat sebuah hasil jajak pendapat yang menemukan data bahwa 50 persen wanita juga tidak mencari bantuan atau enggan berkonsultasi dengan dokterketika mendapati benjolan di vagina mereka.
“Ini bukan tentang hubungan seks yang lebih baik. Ini tentang pria yang membantu wanita menjaga kesehatan mereka, ” tegas Lamnisos.
Penulis: Riskiana
Editor: Sulaiman