PEMILIHAN kepala daerah yang akan digelar pada tahun ini merupakan pemilihan kepala daerah secara serentak. Di provinsi Lampung, akan ada pemilihan gubernur, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Lampung Utara dan Tanggamus.
Sebelumnya, para kandidat yang akan mencalonkan diri sudah ramai menghiasi media-media massa, baik itu online maupun cetak. Di jalan-jalan pun, tidak luput dari perhatian para kandidat, sebagai mana biasanya ketika menjelang pesta demokrasi.
Walau demikian, rekomendasi partai lah yang menentukan, apakah para kandidat ini lanjut atau tidak. Kepastian itu kemudian terjawab dengan Empat pasangan Calon untuk Gubernur dan wakil Gubernur, tiga pasangan Calon untuk lampung utara dan Dua pasangan Calon untuk kabupaten Tanggamus.
Namun ada baiknya kita sebagai masyarakat yang akan memilih dan secara otomatis memberikan mandat dan kepercayaan kepada para calon untuk nantinya menahkodai daerah dimana kita tinggal, kita harus dapat melihat secara jernih dan dipelajari secara dalam.
Selain soal program kerjanya ke depan dan ambisi untuk berkuasa, catatan soal bersih atau tidaknya calon tersebut dari korupsi juga merupakan suatu hal yang penting. Karena sebagi pengelola anggaran, tentu akan sangat riskan jika anggaran tersebut dipegang oleh orang yang secara historis, pernah terlibat dalam tindak pidana korupsi.
Saat pemilihan, kitalah jurinya. Kitalah yang menentukan melalui suara kita. Jangan sampai hanya karena diberi uang yang jumlahnya tidak seberapa atau karena diberi sembako misalnya, lantas membuat kita secara membabi buta untuk tetap memilihnya.
Menitipkan nasib kita kepada “penjahat” yang sejatinya sudah merugikan kita. Kenapa tidak kita coba untuk mengakhiri dengan cara memilih kandidat yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan melihat, baik dilihat secara track record-nya maupun secara program kerjanya.
Di Tanggamus misalnya, kita harus melihat adakah kandidat yang memenuhi kriteria atas. Seorang kandidat yang memiliki perspektif tentang mau dibawa ke mana kabupaten Tanggamus ini. Sejauh ini, ada satu kandidat yang menurut saya layak dengan ciri-ciri seperti tersebut di atas. Secara jelasnya saya akan mencoba menguraikannya diparagraf berikut;
Yang pertama, beliau adalah seorang guru, yang selama karir keguruannya tidak memperdulikan kenaikan jabatan. Ia tidak begitu mengurusi kenaikan pangkatnya. Menurut saya, ini ciri bahwa kandidat tersebut tidak ambisius.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam menentukan pilihan adalah soal kepeduliannya terhadap pendidikan. Ini menjadi salah satu sektor yang amat penting, sektor ini juga merupakan investasi jangka panjang. Perhatian di sektor pendidikan menjadi penting jika kita berbicara soal pengembangan sumber daya manusia. Orang-orang yang berpengalaman dan pernah terlibat secara langsung dalam dunia pendidikanlah yang pasti lebih mengerti.
Jangankan di tingkat kabupaten, di tingkat nasional pun, maju mundurnya peradaban serta kemajuan suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk itu, perhatian terhadap pewaris peradaban, dalam hal ini anak-anak diusia belajar harus mendapatkan kemudahan bahkan jaminan terhadap akses pendidikan.
Yang kedua, sampai sejauh ini, saya belum pernah membaca maupun mendengar bahwa kandidat ini terlibat kasus korupsi. Wajar kiranya, karena beliau begitu memegang teguh ajaran agamanya. Beliau juga dikenal sebagai kyai.
Sebelumnya, tersandungnya Bambang Kurniawan karena kasus grativikasi saat menjabat sebagai bupati dalam pengesahan anggaran, sehingga membuat beliau mendekam di penjara selama dua tahun. Hal ini harus dijadikan pelajaran bagi kita sebagai masyarakat kabupaten Tanggamus.
Bahkan saat ini, organisasi masyarakat di Tanggamus juga melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan oleh Bambang Kurniawan dan diduga melibatkan orang-orang terdekatnya.
Yang ketiga, gagasan-gagasan yang beliau utarakan melalui media massa, sangat menjanjikan. Pasalnya, kandidat ini ingin sekali memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Tanggamus, baik secara sumber daya manusianya maupun potensi alamnya. Hal ini mengingatkan kita pada pemikiran Soekarno tentang konsep Berdikari-nya.
Setiap orang bisa saja berbicara soal ini, namun eksekusi terhadap apa yang ia bicarakan kerap kali tidak terealisasi. Pembangunan pasar, pembangunan jalan, pembangunan jembatan dan cukup fokus di sektor pariwisata yang dilakukannya hingga saat ini, menjadi bukti bahwa apa yang ia katakan bukan lah janji semata. Yang tidak kalah penting adalah budaya setempat.
Sebagai salah satu kabupaten yang berada di Provinsi lampung, tentu sangat tidak bijak jika menanggalkan masyarakat adat setempat. Putra daerah harus menjadi lokomotif dalam perubahan dan dengan keterlibatannya secara langsung, diharapkan adat dan budaya setempat tetap tumbuh dan berkembang. Hal ini kiranya dapat dilihat dari statmennya.
“Adat dan budaya merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh kabupaten tanggamus. Ia (adat dan budaya) merupakan identitas yang harus secara senantiasa kita jaga.”
Di akhir tulisan ini, saya selaku pemuda yang lahir dan dibesarkan di kabupaten Tanggamus berharap agar kabupaten ini menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Pembangunan pariwisata yang beberapa bulan belakangan massif dilakukan, semoga menjadi langkah awal yang baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Tanggamus.
Penulis: Yohanes Joko Purwanto, Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU-KSN). Catatan: Opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis seperti tertera dan tidak menjadi bagian dari tanggung jawab redaksi nusantaranews.co