Lintas NusaPeristiwa

Menanam Pohon dan Merawat Alam Perintah Rasulullah

NUSANTARANEWS.CO, Kudus  –  Menanam Pohon dan Merawat Alam Perintah Rasulullah. Aktivis Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) naik gunung, itu biasa. Mapala melakukan kegiatan bersih pantai dan menanam pohon untuk penghijauan, itu juga hal yang sangat biasa. Bagaimana jika aktivis Mapala menggelar pengajian?

Nah, itu baru luar biasa. Dan itulah yang dilakukan oleh para aktivis Mapala Arga Dahana Universitas Muria Kudus (UMK), Ahad malam (23/7/2017). Mengusung tema ”Perspektif Lingkungan Hidup dalam Agama Islam”, pengajian umum itu dihadiri jamaah dari berbagai kota di Eks Karesidenan Pati.

Dua kiai hadir untuk menyampaikan tausiyah pada pengajian umum yang digelar di halaman Masjid Darul Ilmi, yakni KH. Dr. Ahmad Faiz LC. MA. dan KH. Syarifuddin mewakili KH. A. Musthofa Bisri yang berhalangan hadir. Hadir pula Habib Syafiq Al-Kaff, yang didaulat memimpin pembacaan maulidurrasul.

KH. Ahmad Faiz, menuturkan, pengajian  lingkungan ini berdampak positif, mengikis stigma negatif yang selama ini melekat pada Mapala.

Baca Juga:  Survei Sering Unggul, Khofifah-Emil Berpeluang Menang Besar di Pilgub Jawa Timur

”Mapala yang konon identik dengan urakan dan tidak islami, itu tidak terbukti,” ujarnya yang ngaji lingkungan yang dihadiri Rektor Dr. Suparnyo SH. MS., beserta jajaran pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan sivitas akademika UMK itu.

Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Quran Menawan itu menambahkan, bahwa Mapala yang suka naik gunung tetapi terkadang merusak, juga tidak terbukti. Melainkan banyak aktivis Mapala yang suka melakukan penanaman pohon dan merawat alam.

”Aktivitas Mapala yang suka menanam pohon dan merawat alam, ini termasuk perintah Nabi Muhammad SAW. Perintah itu berdasar pada latar belakang lingkungan tanah tumbuhnya Islam, yaitu Arab, yang gersang. Karena lingkungan tumbuhnya Islam tanah gersang, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk banyak-banyak menanam,” tuturnya.

KH. Syarifuddin, mengatakan, aktivis Mapala tidak gentar dengan adanya stigma negatif dari orang lain. ”Sikap cuek diperlukan sembari tetap melakukan aktivitas baik, yakni merawat lingkungan. Jangan khawatir hanya karena dikatakan negatif orang lain,” pesannya.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Tetapkan 3 Perempuan Sebagai Pimpinan Periode 2024-2029

Dia mengutarakan, Indonesia memiliki alam yang indah dan lengkap. ”Alam atau lingkungan itu harus terus dijaga dan dilestarikan, sebagai bentuk rasa syukur kita sebagai manusia. Salah satu wujud rasa syukur itu, antara lain menjaga alam dan menghindarkannya dari kerusakan,” paparnya.

Lebih jauh KH. Syarifuddin menyebutkan, bahwa perilaku suka membuat kerusuhan, juga merupakan pangkal dari sebuah kerusakan. ”Dengan itu manusia digiring pada persepsi benar-salah dengan dalih membela agama, namun abai terhadap persoalan lain yang lebih penting,” katanya.  (Rosidi)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

No Content Available