Mattis: Mereka yang Mengancam Amerika, Itu akan Jadi Hari Terburuk Baginya!

Mattis, Mereka yang Mengancam Amerika, Itu akan Jadi Hari Terburuk Baginya!
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis saat bicara di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat membahas trategi Pertahanan Nasional 2018. (Foto: Navy Petty Officer 1st Class Kathryn E. Holm)

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis mengatakan AS telah memiliki road map yang sangat jelas menghadapi situasi ke depan melalui Strategi Pertahanan Nasional 2018 untuk meningkatkan daya saing militer di era persaingan kekuatan besar yang tampaknya tengah terjadi kompetisi di berbagai penjuru dunia.

Hal itu disampaikan Mattis di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat seperti dikutip dari keterangannya, Jumat (27/4/2018).

Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meningkatkan anggaran militer AS yang dialokasikan ke Departemen Pertahanan yang mencapai angka US$ 700 miliar atau hampir Rp 10.000 triliun. Ini tercatat sebagai anggaran pertahanan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, bahkan jaug melampaui anggaran militer gabungan Rusia dan Cina.

Baca juga: Jubir Pentagon: Anggaran Pertahanan AS untuk Memastikan Kami Menjadi Kekuatan Mematikan di Dunia

Di hadapan komite Mattis berbicara tentang anggaran Departemen Pertahanan dan menyoroti tiga prioritas strategi pertahanan di antaranya membangun kekuatan yang lebih mematikan, memperkuat aliansi dan membangun kemitraan baru, serta mereformasi kinerja bisnis departemen.

“Strategi ini adalah road map untuk seluruh tindakan kami, termasuk permintaan anggaran berdasarkan strategi tahun ini, mendorong reformasi yang lebih bermakna untuk membangun kinerja yang mampu bertahan lama meliputi kecakapan,” kata Mattis.

Pria kelahiran September 1950 ini menuturkan Strategi Pertahanan Nasional yang dibingkai dalam Strategi Keamanan Nasional Presiden Donald J Trump mendukung militer yang kuat dan mematikan. Militer yang mematikan meningkatkan kemampuan para diplomat AS, memungkinkan mereka bernegosiasi dari posisi yang kuat.

Baca juga: Tahun 2018, Anggaran Pertahanan Rusia 2,8 Persen dari PDB

“Semua kebijakan, pengeluaran, dan pelatihan departemen kami harus berkontribusi pada tujuan militer kami tersebut,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mattis yang didampingi Komandan Korms Marinis sekaligus Kepala Staf Gabungan Jenderal Joe Dunford, menyinggung soal kemajuan pasukan AS di Afghanistan dan upaya global mengalahkan ISIS dan teroris di Suriah. Dia menjawab ketidakpastian situasi di Asia Selatan kini telah berubah seiring kepastian strategi adminiastrasi yang telah disusun sedemikian rupa.

“Dalam waktu bersamaan di Timur Tengah kami telah mengurangi perlawanan ISIS dengan pendekatan yang terkoordinasi bersama sekutu untuk menghancurkan ISIS yang sempat mengklaim bahwa mereka merupakan kelompok yang tak terkalahkan,” katanya.

Terkait penggunaan anggaran yang berjumlah besar Mattis menuturkan bahwa strategi pertahanan memprioritaskan investasi dalam inovasi teknologi untuk memenangkan perang di masa depan. Di antara yang terus dikembangkan ialah siber, komputasi canggih, analisis big data, kecerdasan buatan, otonomi, robotika, miniaturisasi, manufaktur aditif dan senjata energi terarah.

Senjata energi terarah (DEW) adalah sistem senjata jarak jauh yang menyebabkan kerusakan pada target dengan emisi energi yang terfokus termasuk laser, gelombang mikro dan pancaran partikel.

Baca juga: Militer AS Sudah Bahas Belanja Pertahanan untuk Anggaran Tahun 2019

Sedangkan anggaran fiskal tahun 2019 Mattis mengungkapkan akan difokuskan untuk mencari sumber daya yang diperlukan guna menyediakan pasukan militer yang jago tempur, pasukan yang mampu mencegah perang. Jika perang tidak bisa dicegah, maka pasukan wajib memenangkan pertempuran. Dia membeberkan bahwa rencana lain dari anggaran tersebut ialah untuk mendanai tiga prioritas salah satunya modernisasi sistem penangkal nuklir antar-benua.

“Mereka yang berusaha mengancam Amerika harus tahu, bahwa itu akan menjadi hari terpanjang dan terburuk baginya!,” tegasnya. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version