EkonomiHankamPolitik

Masa Depan Kawasan Indonesia: Pertarungan Memperebutkan Hegemoni Ekonomi dan Militer Antara Cina dan AS

Pertarungan Hegemoni antara Cina dengan AS di Indonesia. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)
Pertarungan Hegemoni antara Cina dengan AS di Indonesia. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Analis Pertahanan dan Alutsista TNI Jagarin Pane mengatakan bahwa, Indonesia sebagai negara kepulauan pusatnya terletak di pulau Jawa. Jawa sekaligus menjadi jantung Indonesia. Jadi urusan merawat kesehatan dan keamanan jantung adalah prioritas utama.

Bagaimana merawat dan menjaga jantung itu dari berbagai indikasi serangan jantung, tentu sudah ada dalam benak pemikir strategis pertahanan Indonesia. Salah satu langkah cerdasnya ialah penempatan skadron jet tempur Sukhoi SU35 di Jawa dan pergelaran satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah di ibukota dan kota besar di Jawa.

“Menguatkan payung pertahanan Jawa adalah dengan menempatkan posisi satuan radar teknologi terkini berlapis baik radar pasif maupun radar aktif. Perluasan jangkauan pertahanan udara dari sekedar pertahanan hanud titik menjadi hanud area adalah untuk menghilangkan missing link dari jet tempur ke pertahanan pangkalan dan obyek vital,” kata Jagarin dikutip dari laman pribadinya, Sabtu (15/12/2018).

Baca: Jawa Pertahanan Terakhir Jika Indonesia Dirobrak-abrik Negeri Agressor

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Menurut dia, jet tempur adalah model pertahanan udara jarak jauh, sangat mobile dan pre emptive strike. Sangat perlu dilapis dengan model pertahanan udara area dengan menempatkan satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah yang bisa dipindah-pindah. Dan lapisan terakhir dengan pertahanan udara titik atau pertahanan udara pangkalan dan obyek vital dengan satuan peluru kendali jarak pendek.

Tiga lapis pertahanan udara ini, lanjutnya, sudah maksimal dan tentu memerlukan bahasa komunikasi dan koordinasi alias interoperability antar satuan.

“Kita tidak perlu membahas bahasa teknisnya karena ini wilayah inteligent network military. Tetapi intinya adalah jangan sampai terjadi insiden friendly fire atau hancurnya tiga lapis pertahanan udara sekaligus dalam mengelola manajemen pertempuran modern yang penuh dengan tipudaya teknologi terkini,” tegas Jagarin.

“Masa depan militer kita adalah menyempurnakan 3 lapis pertahanan udara dengan prioritas Jawa. Penambahan jumlah jet tempur, penempatan satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah, satuan peluru kendali jarak pendek dan penguatan radar berlapis mutlak diperlukan. Lima tahun ke depan diprediksi kekuatan tiga lapis itu bisa tercapai,” sambungnya.

Baca Juga:  Pemdes Kaduara Timur Salurkan BLT

Jagarin menambahkan, masa depan negeri ini selain pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan juga ditentukan oleh kekuatan militernya, tidak sekedar pintar dan cerdas berdiplomasi. “Masa depan kawasan kita adalah memperebutkan sumber daya energi. Masa depan kawasan kita adalah pertarungan memperebutkan hegemoni ekonomi dan militer antara penantang Cina dan petahana AS,” katanya.

Menurut dia Indonesia tidak boleh lengah atau berantai-santai untuk soal ini. Keterbatasan sumber daya energi masa depan membuat setiap negara mencari terus menerus sumber daya energi di setiap sudut bumi. Teritori Indonesia juga kaya dengan sumber daya energi. “Untuk menjaganya kita wajib perkuat terus lapis pertahanan kita dengan sekuat-kuatnya,” ujarnya.

“Sama dengan orang yang lapar, dia akan mengais makanan tidak peduli asal usulnya. Masa depan dunia adalah lapar dengan sumber daya energi. Maka perebutan sumber daya energi akan terjadi. Laut Cina Selatan sudah terjadi, boleh jadi besok atau lusa Papua dan Arafuru. Salah satu cara efektif adalah lumpuhkan jantungnya dulu. Dan dia adalah Jawa,” tandas Jagarin.

Baca Juga:  Punya Stok Cawagub, PDI Perjuangan Berpeluang Usung Khofifah di Pilgub Jawa Timur

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,153