Berita UtamaLintas NusaPolitikTerbaru

Marthin Billa Sosialialisaikan 4 Pilar Kebangsaan Kepada Warga Dayak Agabag

Marthin Billa Sosialialisaikan 4 Pilar Kebangsaan Kepada Warga Dayak Agabag
Foto: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang digelar oleh anggota DPD RI, Marthin Billa dengan masyarakat Dayak Agabag di Desa Mansalong, Lumbis, Nunukan, Kaltara, Selasa (18/7/2023).

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Masyarakat adat selama ini telah berkontribusi besar dalam mewarnai  pembangunan. Seperti ekonomi berkelanjutan, yang jika dihitung secara ekonomi memberi kontribusi yang cukup signifikan, baik itu dari segi produksi pangan maupun dalam hal jasa lingkungan.

Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pun, berawal dari  bersatunya komunitas-komunitas adat yang ada di seantero wilayah Nusantara.

Demkian dungkapkan oleh Anggota DPD RI, Dr. Drs. Marthin Billa, M.M saat menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Mansalong, Lumbis, Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa (18/7/2023).

“Jadi, masyarakat adat dalam pendirian serta pembangunan Negara ini tidak bisa dipungkiri keberadaaanya,” tuturnya.

Marthin Billa menjelaskan, dalam perjalanan kebangsaan Indonesia sebenarnya sejak Sumpah Pemuda sudah ada konsensus kebangsaan.

Kemudian setelah itu ada pelembagaan konsensus kebangsaan tersebut melalui Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945.

Baca Juga:  Berikut Nama Caleg Diprediksi Lolos DPRD Sumenep, PDIP dan PKB Unggul

Selain itu, tambah dia, dalam proses mengisi kemerdekaan kita juga mencoba terus merawat konsensus kebangsaan itu.

Rangkaian upaya merawat konsensus kebangsaan itu, tegas Marthin, sarat dengan peran dari masyarakat adat.

“Maka dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi  tidak bisa lepas dari identitas budaya kita yang bersumber dari masyarakat adat,” tandasnya.

Oleh karena itu, ungkap Marthin, masyarakat adat yang ada di Katara juga harus mampu berdaya saing. Terlebih dalam era digital yang tak dapat dibendung lagi.

Derasnya arus globalisasi, ungkap MB, rentan merusak jati diri bangsa jika tidak disaring melalui literasi media. Informasi yang tidak valid, tentu mudah merasuk sendi-sendi kehidupan.

Akibatnya, informasi yang tidak benar atau disebut hoax, akan mencemari kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini jika kita menelan mentah-mentah informasi media sosial atau internet, tanpa menyaringnya dengan bijaksana.

Nilai-nilai Pancasila sebagai penyaring dan penjaga kepribadian bangsa harusnya bisa membendung arus globalisasi itu. Untuk itulah perlu kembali menggaungkan di semua lini pemerintahan.

Baca Juga:  Polisi di Sumenep Bantu Warga Dorong Kendaraan Terjebak Banjir

“Terlebih lagi, pengguna digital saat ini didominasi generasi milenial, yang kelak menjadi penerus bangsa. Tentu, filter-filter bernama nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan untuk generasi penerus bangsa ini,” tandasnya.

Lebih lanjut Marthin Billa mengungkapkan Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman. Dari sabang sampai merauke Indonesia terkenal akan keanekaragamannya, mulai dari ras, suku, budaya, agama, etnis, bahasa, bahkan ekonominya-pun berbeda-beda tergantung pada ketersediaan sumber daya alam yang diberikan oleh setiap wilayahnya.

“Namun hal itu tidak menjadikan kita menjadi terpecah belah karena banyaknya akan perbedaan,” ujarnya.

Meskipun setiap suku memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, penggunaan bahasa di setiap daerah yang berbeda-beda, agama yang di anut setiap orang-pun berbeda-beda, hal itu tidak membuat lunturnya semangat persatuan pada masyarakat Indonesia, karena yang membuat Indonesia menjadi negara yang satu-kesatuan adalah dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika.

“Terlebih di Kaltara ini, masyarakatnya sangat heterogen karena terdiri dari berbagai suku dan agama. Maka membumikan semboyan Bhineke Tunggal Ika juga sangat penting untuk mayarakat Kaltara yang boleh dibilang miniaturnya Indonesia,” jelasnya. (ES)

Related Posts

1 of 33