NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Cucu Sultan Aceh Darussalam Cut Putri yang juga Pemimpin Darud Donya meminta Rakyat Aceh bangkit kembali setelah peringatan 2 hari penting Aceh, yaitu Peringatan Tsunami 26 Desember, dan Haul Sultan Iskandar Muda 27 Desember.
Pada momentum kali ini Cucu Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu meminta agar Rakyat Aceh aktif merawat ingatan akan sejarah, serta melindungi dan melestarikan semua situs sejarah Aceh
“Sejarah masa lalu adalah aset masa kini dan akan datang. Apalagi dunia internasional mengakui Aceh adalah negeri yang paling kaya sejarah peradabannya di Asia Tenggara,” jelas Cut Putri.
UNESCO mengakui dua tokoh Aceh di dunia Internasional yaitu Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) dan Laksamana Malahayati (1550-1615 M).
“Aceh hari ini juga dikenal dunia karena dua hal, yaitu kejayaan Sultan Iskandar Muda dan Peringatan Tsunami. Ini adalah momentum penting bagi kebangkitan Aceh di masa depan yang penuh tantangan”, ujar Cut Putri yang berhasil mengabadikan kejadian tsunami Aceh 2004 dan videonya viral sedunia.
Cucu Sultan Aceh itu juga meminta Pemerintah Banda Aceh, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat mulai sadar diri akan pentingnya melestarikan bukti-bukti sejarah.
Sikap tidak peduli sejarah dan membiarkan penghancuran situs sejarah yang sudah puluhan tahun bercokol di pemikiran pemerintah, adalah ganjalan kemajuan bagi sebuah bangsa. Sejarah adalah aset utama untuk mendidik generasi muda dan masa depan.
“Kita dapat mengambil contoh di Turki. Sebelum Erdogan, Turki adalah negara sekuler. Kaum sekuler anti sejarah, ekonomi Turki saat itu juga lemah”, terang Cut Putri.
Setelah Erdogan naik jadi Presiden Turki, Erdogan membangun dari sejarah dan kebudayaan Turki. Sekarang Turki adalah 10 Negara besar yang menentukan jalannya peradaban dunia. Setiap tahun 50 juta lebih turis datang ke Turki untuk melihat sejarah Kesultanan Turki dan kejayaannya di masa lampau sebagai modal kebangkitan masa kini.
Almarhum Sultan Aceh Sultan Iskandar Muda Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat Johan Berdaulat Zilullahi Fil Alam juga menjadi sahabat baik Turki dalam melawan Imperialisme Barat. Maka pemerintah perlu langkah berani untuk melindungi situs sejarah peradaban Aceh.
Langkah yang harus dilakukan adalah berani menghentikan seluruh proyek pembangunan yang menyasar pemusnahan kawasan situs sejarah, seperti proyek IPAL pembuangan tinja najis manusia di Situs Gampong Pande, dan proyek Waduk Keureto di Situs Samudera Pasai, dll.
“Keberanian ini penting, sikap patriotisme harus dimiliki pemerintah dan seluruh anak bangsa demi menyelamatkan peradaban bangsa dari kehancuran”, tegas Cucu Sultan Aceh ini, yg terkenal di dunia karena keberaniannya mengabadikan momen Tsunami Aceh.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Melestarikan bukti sejarah berarti menghargai pahlawan indatu bangsa, karena tanpa jasa para pejuang Aceh sampai hari ini mungkin Nusantara masih terjajah imperialisme asing.
Pemimpin Darud Donya mengingatkan kepada pemerintah, bahwa Membangun peradaban menuju kesejahteraan tidak akan bisa tercapai apabila peradaban dihancurkan dengan memusnahkan situs sejarah bangsa. (MG)
Kontributor/Pewarta: Mawardi Usman Peusaba