NUSANTARANEWS.CO, Balikpapan – Kepemimpinan Joko Widodo-Maruf Amin sebagai Presiden Republik Indonesia tak lama lagi akan berahir. Sesuai konstitusi, rakyat Indonesia akan menyambut kepemimpinan baru dibawah pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subiyanto-Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabumbing Raka.
Harapan dan keinginan seluruh rakyat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di segala lini diamanatkan pada pimpinan negara yang akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang.
Demikian dikatakan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dr. Drs. Marthin Billa dalam Rapat Pimpinan (Rapim) MADN bersama Organisasi Dayak Tahun 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2024).
“Secara konstitusi, pemerintahan Jokowi – Maruf Amin akan berahir dan diganti kepemimpinan baru di bawah pemerintah Prabowo-Gibran. Kita harus mempersiapkan untuk menyongsongnya,” tutur Marthin Bila.
Pria yang juga anggota DPD RI tersebut menilai, pemerintahan Prabowo-Gibran erat kaitannya dengan Kalimantan. Hal itu karena di Kalimantan Timur lah nantinya pusat pemerintahan akan dijalankan.
Untuk itu Marthin Billa minta kepada masyarakat Kalimantan khsususnya Warga Dayak untuk mempersiapkan diri melalui penguatan SDM guna dapat terlibat dalam pembangunan terutama terkait keberadaan Ibu Kota Negara (IKN).
“Kita haris kompak, jangan mudah terpecah belah. Dan yang lebih penting, mari kita persiapkan SDM agar kita dapat lebih terlibat dalam pembangunan terutama eksistensi IKN Nusantara,” tandasnya.
Sementara itu, Tokoh Nasional yang juga Presiden Pertama MADN, Dr. Agustin Teras Narang mendorong agar Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan memprioritaskan pengesahan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Hukum Adat (RUU MHA).
“Karena UU MHA adalah payung hukum atau pengakuan dan perlindungan bagi masyarakat adat di seluruh wilayah tanah air termasuk masyarakat adat Dayak,” jelasnya.
Teras Narang juga minta agar MADN bisa semakin kuat dan berdaya saing sebagai jembatan emas bagi masyarakat adat Dayak dengan Pemerintah maupun elemen masyarakat lainnya.
“Termasuk juga dengan pelaku usaha hingga pemangku kepentingan di kancah global,” tuturnya.
MADN, lanjut Teras Narang, harus mampu menjadi Organisasi kebudayaan yang mendunia dan berdampak bagi masyarakat yang diwadahi.
Selain itu juga harus mampu selalu berkonstribusi bagi bangsa, negara, dan peradaban.
Dengan demikian, MADN bisa mengemban harapan masyarakat adat dayak agar bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan anak bangsa Indonesia lainnya.
“Saya menaruh harap, kalangan intelektual dan diaspora Dayak di berbagai negara juga bisa dijangkau. Sehingga MADN dapat hadir dan tersambung dengan perkembangan global melalui jejaringnya.
Ini juga penting untuk menyelaraskan agenda pembangunan IKN di Kalimantan yang diharapkan menjadi jalan bagi kemajuan pembangunan di pulau yang kaya sumber daya alam ini,” pungkasnya.
Diketahui, Rapim MADN juga dihadiri semua tokoh dan intelektual Dayak seperti Alue Dohong, Ph.D, Drs. Cornelius Kimha, Dr. Yakobus Kumis, Drs. Jonny Laing Impang, H. Viktor Yuan, Abdul Kadir, Prof. Dr. Andre Elia Embang, M. SI, Tamunan Kiting, Ir. Nyelong Inga Simon dan tokoh-tokoh dayak lainnya. (ES)