LRASM, Rudal Anti Kapal Milik AS untuk Hadapi Konflik Militer di Asia Pasifik

Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan berhasil uji coba rudal anti-kapal jarak jauh (Long Range Anti-Ship Missiles/LRASM) dari Bomber B1-B. Foto: Lockheed Martin

Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan berhasil uji coba rudal anti-kapal jarak jauh (Long Range Anti-Ship Missiles/LRASM) dari Bomber B1-B. Foto: Lockheed Martin

NUSANTARANEWS.CO – Angkatan Udara Amerika Serikat telah berhasil meluncurkan konfigurasi terbaru rudal anti-kapal jarak jauh (Long Range Anti-Ship Missiles/LRASM) dari Bomber B1-B produk Lockheed Martin.

Lockheed Martin dalam pernyataan persnya menyebutkan uji coba dilakukan di Sea Range di negara bagian California. Dikatakan, pesawat B-1B secara bersamaan meluncurkan dua LRASM terhadap beberapa sasaran maritim lolos melewati tes utama, termasuk dampak terhadap target sasaran.

Dikatakan, sukses uji coba ini telah memberikan kepercayaan pada kemampuan operasional awal. “Menempatkan sebuah amunisi yang terbukti dan tak tertandingi dalam inventaris Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS,” kata Lockheed Martin tersebut seperti dikutip Sputnik, Rabu (13/12).

LRASM dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan target tertentu kelompok kapal dengan menggunakan teknologi canggih yang mengurangi ketergantungan pada platform intelijen, pengawasan dan pengintaian, tautan jaringan dan navigasi GPS dalam peperangan elektronik.

Rudal ini berfungsi melacak target kapal musuh, kapal selam dangkal, pesawat tak berawak, pesawat terbang dan target yang berbasis di darat.

Lebih lanjut, pada Juli lalu Angkatan Udara AS memberi kontrak kepada Lockheed Martin senilai 86 juta dolar AS untuk memproduksi batch pertama dari 23 jenis rudal LRASM.

LRASM sengaja dirancang untuk misi penyeimbangan AS di kawasan Asia Pasifik dan sangat dibutuhkan Angkatan Laut AS dalam menghadapi konflik maritim karena pesaing terus melengkapi kapal angkatan laut mereka dengan sistem persenjataan yang canggih.

Seperti diketahui, AS berkepentingan menjaga aset-asetnya di kawasan Asia Pasifik, termasuk pertahanan dan keamanan negara-negara sekutu dari berbagai ancaman yang belakangan ditunjukkan China dan Korea Utara. Laut China Selatan adalah kawasan yang terus disengketakan, dan diketahui China telah membangun sejumlah pangkalan militernya demi ambisi menguasai kawasan LSC ini. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version