Mancanegara

F-35 Semakin Gahar Dengan Integrasi Gatling Gun dan LRASM

F-35 semakin gahar dengan integrasi Gatling gun dan LRASM
F-35 semakin gahar dengan integrasi Gatling gun dan LRASM/Gambar: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Washington – F-35 semakin gahar dengan integrasi Gatling gun dan LRASM. Penambahan sistem persenjataan ini, semakin menyempurnakan daya serang jet tempur siluman multiperan buatan Lockheed Martin ini. Betapa tidak, gatling gun secara substansi akan meningkatkan kemampuan F-35 dalam melakukan serangan udara-ke-udara dan misi dukungan udara jarak dekat dengan lebih baik kepada pasukan di darat.

Senapan empat laras 25 mm ini memang dirancang untuk memuntahkan tembakan cepat sebanyak 3.300 peluru per menit menurut General Dynamics. “Menyelimuti musuh dengan tembakan dan menghancurkan target dengan cepat.”

Senjata itu juga dikenal dengan Gun Airborne Unit, atau GAU-22/A yang direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat tetap menjaga konfigurasi stealth Lightning II. “Senjata harus tersembunyi sampai pelatuknya ditarik,” kata Joint Strike Fighter Pentagon.

Tim pengembang senjata F-35 Joint Strike Fighter dari Pentagon berencana integrasi Gatling gun dapat beroperasi tahun ini. Gatling gun juga akan terintegrasi dengan perangkat lunak jet tempur, sehingga pilot dapat mengoperasikan dengan bantuan layar yang dipasang di helm.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Jet tempur siluman ini juga telah memiliki avionik canggih, kemampuan peperangan elektronik dan intelijen, serta pengawasan dan pengintaian. Dengan tambahan senjata Gatling yang mengesankan, F-35 kini tampil semakin perkasa.

Nah, apalagi dengan tambahan Long Range Anti-Ship Missile (LRASM) yang dapat menghancurkan target sejauh lebih dari 800 km. Kemungkinan integrasi LRASM dalam platform senjata F-35, pertama kali dilaporkan oleh Pejabat Eksekutif Program Joint Strike Fighter, Wakil Laksamana Mat Winter di Mag Angkatan Udara pada bulan Desember 2018.

LRASM ketika diluncurkan dari F/A-18 Super Hornet/NAVAIR

Sebagai informasi, Norwegia, Australia, dan Jepang telah mendapatkan Joint Strike Missile (JSM) oleh Kongsberg untuk armada F-35-nya. JSM tersebut memang dirancang agar pas secara internal di dalam ruang senjata jet tempur siluman. Namun jangkauan JSM lebih pendek dibandingkan dengan LRASM.

Lockheed Martin mengatakan bahwa LRASM tidak muat untuk dipasang secara internal karena ukurannya sehingga LRASM akan dipasang secara eksternal. Dengan demikian, F-35 Lightning II tampaknya akan menjadi pesawat keempat yang mampu meluncurkan rudal anti-kapal generasi berikutnya setelah pembom B-1B, F/A-18 Super Hornet, dan P-8A Poseidon.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Tentang rudal anti-kapal AGM-158C LRASM

AGM-158C berasal dari Joint Air-to-Surface Standoff Missile Extended Range (JASSM ER). LRASM dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan target tertentu dalam kelompok kapal dalam segala kondisi cuaca, siang atau malam, tanpa bergantung pada intelijen eksternal dan data navigasi. Dengan teknologi tercanggih BAE Systems, setelah diluncurkan, LRASM dengan sensor onboardnya dapat menemukan, mengidentifikasi, dan memberikan panduan untuk menghancurkan target yang dilindungi. (Agus Setiawan).

Related Posts

1 of 3,050