NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Aliansi Badan Ekskutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU) menggelar demontrasi ke Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep Madura
Massa aksi melakukan longmarch dari taman bunga Sumenep menuju kantor pemerintah setempat. Rabu, 3 November 2021.
Ratusan massa aksi BEMSU merupakan gabunagan dari BEM kampus STKIP PGRI, STAIM, STITA, UNIJA, UNIBA, STIDAR, STIQNIS, IST, INSTIKA, INKADHA, STAI ND, IDIA
Mereka menyampaikan lima tuntutan kepada Bupati dan Wakil Bupati Ahmad Fauzi dan Nyai Hj. Dewi Khalifah (Fauzi – Eva). Adapun lima tuntutan tersebut sebagai berikut:
Pertama, Hentikan alih fungsi lahan di Kabupaten Sumenep.
Kedua, Tindak Tegas Tambak udang nakal tanpa terkecuali dan berikan pembinaan terhadap masyarakat.
Ketiga, Tuntaskan masalah kemiskinan di Kabupaten Sumenep.
Keempat, Tingkatkan produktifitas pertanian di Kabupaten Sumenep.
Kelima, Hentikan represifitas terhadap mahasiswa.
Nur Hayat dalam orasinya pembeberkan data tengtang angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Tingkat kemiskinan dari tahun 2018 hingga tahun 2020 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 jumlah masyarakat miskin bertambah 6.680 orang. Sedangkan tahun survey BPS tahun 2020 dari periode maret 2019 – Maret 2020 menunjukakan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep bertambah 8,25 ribu jiwa 220.023 Jiwa.
“Terbukti sumenep masuk 10 kabupaten miskin di jawa timur. Oleh sebeb itu, kebijakan yang dilakukan pemerintah pasangan Fauzi – Eva harus dievaluasi ulang,” terik Nur Hayat Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep.
Pantauan media ini, Aksi demonstrasi mahasiswa tidak ditemui oleh Bupati Sumenep, Karena Bupati Fauzi dikabarkan sedang berada di luar Kota. Aksi mahasiswa tersebut hanya ditemui Asisten I Bagian Perencanaan dan Pembangunan Pemkab Sumenep, Masuni, turun langsung di tengah massa aksi. Dan menandatangani nota kesepemahaman tuntunan yang dibuat oleh mahasiswa yang berisi lima tuntutan tersebut (mh)