EkonomiHankamMancanegaraPolitik

KTT ke-19 Shanghai Cooperation Organization dan Posisi Strategis Iran

KTT Ke-19 Shanghai
KTT Ke-19 Shanghai. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani/Foto: Tass

NUSANTARANEWS.CO – KTT ke-19 Shanghai Cooperation Organization (SCO) tanpa liputan berlebihan telah berlangsung pada akhir pekan lalu di Bishkek, Kyrgyzstan. SCO adalah aliansi politik, ekonomi, dan keamanan Eurasia terkemuka yang tidak terlalu populer di barat – karena SCO bukanlah NATO yang menjadi kaki tangan kekuatan imperialis global.

Para pemimpin Asia Tengah: Putin, Xi, Modi dan Imran Khan merupakan gambaran signifikan dari kekuatan Aliansi Eurasia. Empat pemimpin ini mewakili kekuatan utama dari delapan anggota SCO. Lalu ada empat negara pengamat: Afghanistan, Belarus, Mongolia, dan Iran – serta enam negara mitra dialog: Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, Sri Lanka dan, Turki.

Iran dan Turki adalah dua negara penting yang kemungkinan akan menjadi anggota penuh Aliansi Eurosia pada 2020 – bila kedua negara tersebut bergabung maka para pemain utama di Eurosia menjadi utuh. Pertemuan Bishkek boleh jadi merupakan turning point perubahan geopolitik global – sekaligus bukanlah suatu kebetulan bila SCO menjadi mitra strategis Iran.

Baca Juga:  Kumpulkan Kader Potensial, Demokrat Tancap Gas Bahas Persiapan Pilkada Serentak di Jawa Timur

Presiden Iran Hassan Rouhani telah berbicara langsung kepada Putin, Xi, Modi dan Imran, di meja yang sama, di mana secara diplomatis menawarkan perlakuan istimewa bagi semua perusahaan dan pengusaha dari negara-negara anggota SCO yang berinvestasi di Iran.

Dalam kesempatan itu, Presiden Rouhani juga mengecam kebijakan “teroris ekonomi” rezim Trump, dan mengatakan bahwa kebijakan AS harus ditanggapi dengan sangat serius karena mengandung risiko bagi stabilitas di kawasan dan dunia.

Presiden Xi dengan tegas mengatakan bahwa, “Beijing akan terus menjaga hubungan baik Teheran tidak peduli bagaimana pun situasinya.” Beijing memang tidak punya pilihan karena Iran merupakan simpul utama Jalan Sutra Baru di Asia Tengah. Iran pun menyadari bahwa ke depan integrasi penuh ke dalam ekosistem ekonomi Eurasia yang luas merupakan alternatif yang tidak hanya bernilai ekonomis, tapi juga bernilai strategis secara geopolitik. Terutama mengingat negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran: Perancis, Inggris, dan Jerman – belum mampu menyelamatkan ekonomi Iran.

Sayang Modi membatalkan kerjasama bilateral dengan Rouhani pada menit terakhir, dengan alasan “masalah penjadwalan” yang lemah. Ini bukanlah langkah diplomatis yang cerdas. India adalah pelanggan minyak terbesar kedua Iran sebelum rezim Trump membatalkan perjanjian nuklir Iran. Padahal Modi dan Rouhani telah membahas kemungkinan India membayar minyak Iran dalam rupee.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

India tampaknya terpaksa mengambil langkah berbeda dengan Rusia dan Cina untuk mendukung Iran tanpa syarat dalam perang ekonomi melawan rezim Presiden Trump.

Modi menghadapi pilihan sulit. Apalagi godaan sikap anti-Belt-and-Road – sesuai dengan visi aliansi “Indo-Pasifik” yang secara de facto memang dibuat sebagai mekanisme pembendungan terhadap “ekspansi” Cina. Atau bila cerdas, India bisa menggali hubungan lebih dalam yang berfokus pada integrasi dan multipolaritas Eurasia. Paling tidak mencari solusi win-win dalam mempercepat Koridor Ekonomi Bangladesh-Cina-India-Myanmar (BCIM) yang terhenti.

Sementara Imran Khan, tampaknya sangat menyadari bagaimana Pakistan dapat mengambil keuntungan menjadi poros Eurasia dengan menawarkan gerbang strategis ke Laut Arab. Pelabuhan Gwadar di Laut Arab adalah pusat utama Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), posisi yang jauh lebih baik daripada Chabahar di Iran, yang sedang dikembangkan sebagai pusat utama versi Jalur Sutra Mini-baru India ke Afghanistan dan Asia Tengah.

Imran Khan secara terbuka mengakui bahwa Pakistan telah bergerak “lebih dekat” ke Rusia mengikuti situasi dunia yang sedang berubah. India juga telah menyatakan minatnya untuk membeli jet tempur Sukhoi Su-35 dan helikopter serang Mi-35M.

Baca Juga:  Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Optimis Prabowo-Gibran Menang

Letak strategis Iran telah menjadikannya jantung integrasi BRI-SCO-EAEU – ibarat  “mur dan baut”. Rusia dan Cina tidak bisa membiarkan Iran dihancurkan. Iran memiliki cadangan energi yang luar biasa, pasar internal yang besar, dan merupakan negara garis depan yang memerangi jaringan opium, senjata, dan gerakan teroris atau jihadis yang kompleks – yang menjadi kekhawatiran utama bagi negara-negara anggota SCO.

Di antara 21 perjanjian yang ditandatangani, SCO juga membuat road map untuk penyelesaian “Perang Afghanistan” dan menyatakan bahwa penyelesaian “Teater Afghanistan” harus diputuskan oleh kekuatan-kekuatan Eurasia. Selanjutnya hasil pembicaraan lebih lanjut Putin, Xi dan Modi di Bishkek akan dikembangkan di pertemuan mini BRICS, dan RIC (Rusia-India-Cina) dalam KTT G20 mendatang di Osaka pada akhir Juni. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,061
  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand