“Wali Kota sebelumnya terjerat kasus korupsi, kini hal serupa harus dialami oleh penggantinya, tentu ini pukulan berat bagi masyarakat Tegal, juga yang diperantauan.”
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Berita terjaringnya Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Siti Masitha dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (29/8) kemarin menggegerkan warga Tegal, khususnya yang di perantauan. Dugaan sementara penangkapan orang nomor satu di Kota Tegal itu terkait pembangunan ruang ICU Rumah Sakit Kardinah.
Menoroti hal itu, Ketua Ikaatan Masyarakat Tegal Brebes (IMTB) Ahmad Tarkalil di Jakarta menyatakan keprihatinan yang mendalam untuk kasus OTT ini. Dalam keterangan tertulisnya, Ahmad Tarkalil menilai pemberitaan di media televisi pada pukul 21.00 itu kata dia telah merubah suasana teduh Ibu Kota setelah dari sore diguyur hujan menjadi malam paling kelam. Kekelaman yang dirasakan tentu masuk akal, karena ini adalah kali kedua orang yang menjadi Wali Kota di Tegal berurusan dengan KPK.
“Wali Kota sebelumnya terjerat kasus korupsi, kini hal serupa harus dialami oleh penggantinya, tentu ini pukulan berat bagi masyarakat Tegal, juga yang diperantauan,” ungkapnya, Rabu (30/9/2017).
Dirinya menambahkan, bahwa kasus seperti ini akan berdampak psikologis pada warga Tegal. “Kami sebagai wadah berkumpulnya masyarakat Tegal di rantau sedang berjuang dan mengadvokasi keberadaan pedagang Warteg di Jakarta, justru kami malah disodori pemberitaan korupsi yang bertubi-tubi,” sambung dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengurus Nasional Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Masika ICMI), Arief Rizqie menyoroti pemberitaan OTT ini dengan penuh kegelisahan.
“Ketika agenda anak-anak Tegal di rantau sedang membangun citra positif kotanya, lalu diusik oleh pemberitaan negatif seperti itu, tentu kami sedih. Ini kali kedua, maka kalo dalam peribahasa sudah layak kita dipersamakan dengan keledai,” ujarnya.
Rizqie mengajak masyarakat Kota Tegal bermuhasabah. Kenapa hal sama kerap terulang? “pertanyaan ini menjadi renungan bersama mumpung kita berada waktu yang tepat, menjelang perayaan Idul Adha, dimana kita harus sama-sama mengorbankan egoisme kita dan ketamakan kita,” sambungnya.
Menurutnya itu penting, mengingat sebentar lagi akan dihelat Pilkada Kota Tegal 2018. Apakah nantinya hendak memilih pemimpin dengan watak dan agenda koruptif atau sebaliknya.
“Kota Tegal memiliki dua masalah besar saat ini, leader dan kéder (bingung). Ketiadaan pemimpin dan kebingungan dalam memformulasikan arah pembangunan Kota” katanya. (red-01)
Editor: Romandhon