NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kabid PTKP HMI Cabang Jakarta Raya mengatakan, di tengah kemajuan teknologi yang serba internet saat ini, masyarakat Indonesia telah mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan dan penyebaran informasi.
Sampai saat ini, kata Iskandar, media sosial telah menjadi sumber berita utama bagi masyarakat Indonesia. Kemudahan mengakses internet membuat pengguna media sosial dengan cepat memperoleh informasi maupun berita, serta dapat menyebarkan.
“Akan tetapi, dari sekian banyak informasi atau berita yang diterima dijejaring media sosial tidak sedikit yang merupakan informasi yang pantas untuk diragukan kebenarannya. Namun, karena tidak memiliki kemampuan menyaring berita bohong, tak jarang masyarakat menerima begitu saja dan bahkan ikut menyebarkan kabar bohong,” katanya kepada nusantaranews.co melalui pesan elektroniknya, Rabu (13/3/2019).
Dalam hal ini, lanjutnya, masyarakat Indonesia khususnya para pengguna media sosial dalam posisi dilema, karena kebenaran dan kebohongan semakin sulit dibedakan dalam menggunakan media sosial akhir-akhir.
Lebih lanjut Iskandar mengatakan bahwa untuk kondisi tersebut, pemerintah harus mampu menangkal dan menjaring konten-konten yang berbau fitnah, berita bohong (Hoax).
“Dalam momentum kampanye Pilpres dan Pileg hari ini diperlukan antisipasi konflik sosial, karena penyebaran berita bohong mengandung fitnah dan ujaran kebencian,” ujarnya.
Mencermati maraknya berita bohong, fitnah ujaran kebencian di medsos, pihaknya meminta keseriusan Lembaga Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk dapat memaksimalkan pencegahan dini terhadap penyebaran informasi tidak benar.
“Serta kami berharap kepada institusi Polri dapat menangkal jejaring media sosial yang menyebarkan konten-konten Hoax,” tandasnya Iskandar. (mys/nn)
Editor: Achmad S.