NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Ainul Yaqin, Ketua Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) Pragaan menyoroti perihal salah satu kecerdasan buatan berjenis Chat GPT dalam forum Pemuda Bicara di radio Pragaan Station pada Jum’at, 15 Maret 2024.
Chat GPT (Generative Pre-training Transformer) merupakan produk perusahaan non profit bernama Open AI yang didirikan pada tahun 2015. Diketahui, Open AI diinisiasi oleh beberapa tokoh ternama dunia, Elon Musk dan rekannya di Silicon Valley, San Francisco dan California.
Kecerdasan buatan berupa Chat GPT adalah chatbot yang mampu memberikan respon mirip dengan jawaban manusia. Pengguna bisa menanyakan suatu hal dan Chat GPT akan memberikan jawaban yang relevan.
Ainul Yaqin menuturkan bahwa Chat GPT tidak bisa dijadikan acuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, karena ada kalanya Chat GPT memberikan tanggapan keliru dari pertanyaan yang diajukan. Terlebih soal hukum-hukum agama yang jelas bukan ahlinya.
“Boleh menggunakan Chat GPT pada kondisi tertentu, tapi jangan jadikan sumber utama. Kita harus memperbanyak menggunakan referensi lainnya. Jangan langsung copy paste,” saran Ainul Yaqin.
Penggiat organisasi itu mengatakan bahwa segala informasi yang diberikan Chat GPT harus dicek keabsahannya supaya tidak timbul fitnah atau yang lainnya.
“Kita perlu mengkonfirmasi kebenaran sebuah informasi termasuk dari Chat GPT itu. Kita diminta agama untuk bertabayun,” jelasnya.
“Jangan sampai masyarakat pecah yang kemudian kita sesali, karena kita menjadi korban informasi negatif, ujaran kebencian dan saling hujat di media sosial,” kata Ainul memungkasi pembicaraannya. (mh)