Berita UtamaKesehatanLintas NusaPolitikRubrikaTerbaru

Kampanye Sosialisasi Program Minum Susu dan Makan Siang Gratis di Gunungkidul

Kampanye Sosialisasi Program Minum Susu dan Makan Siang Gratis di Gunungkidul

NUSANTARANEWS.CO, Gunungkidul – Kolaborasi Purnawirawan Pejuang indonesia Raya (PPIR)/TAP Gunungkidul dengan Tim Kampanye Daerah (TKD) Gunungkidul terus berlanjut terutama dalam rangka mesosialisasikan salah satu program unggulan pasangan calon Prabowo Gibran: Makan siang dan minum susu gratis untuk pelajar se kabupaten Gunungkidul

Kegiatan sapa warga Gunungkidul dalam rangka sosialisasi program makan siang dan minum susu gratis untuk pelajar tersebut dilakukan pada hari Rabu, 6 Desember 2023.

Ketua TAP Gunung Kidul, Brigjen (Purn) Gatot Murdiantoro mengatakan kepada awak media bahwa program makan siang dan minum susu gratis iuntuk pelajar tersebut adalah dalam rangka membantu pemenuhan gizi bagi anak-anak agar tidak terkena stunting.

“Program makan siang dan minum susu gratis ini adalah program utama dari pasangan calon Prabowo-Gibran yang lahir karena melihat fakta di lapangan bahwa anak-anak kita masih perlu dibantu untuk memenuhi kecukupan gizi,” ungkap Gatot.

Gatot lalu menjabarkan bahwa program ini merupakan langkah strategis paslon nomor 2 dalam rangka menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni yang siap mengisi Indonesia Emas.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

“Boleh dikata, Pak Prabowo ingin menciptakan jembatan bagi anak-anak Indonesia agar siap mengisi masa depan Indonesia Emas saat kita menjadi negara maju nanti,” pungkas Gatot.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), secara nasional angka stunting pada 2022 menurun menjadi 21,6 persen. Terjadi penurunan sebesar 2,8 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang mencapai angka 24,4 persen.

Sekedar informasi, dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah jenis malnutrisi yang ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata dan tidak sesuai dengan usia. WHO menyebutkan, stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang dapat dikaitkan dengan kemiskinan, kesehatan, dan gizi ibu yang buruk.

Menurut Kemenkes RI, stunting adalah bentuk kegagalan pertumbuhan atau growth faltering akibat tidak cukupnya nutrisi yang diterima anak sejak kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan stunting dapat semakin parah bila tidak terimbanginya kejar tumbuh atau catch up growth anak. (Red)

Related Posts

1 of 27