Hot TopicTerbaru

Jurnalis Anti-Muslim Dipecat Breitbart

Editor Breitbart, Katie McHugh. (Foto: @k_mcq)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sebuah media alternatif, Breitbart dilaporkan telah memecat seorang editornya karena diduga membuat tweet bernada anti-muslim setelah teror di London beberapa waktu lalu. “Tidak akan ada serangan teror mematikan di Inggris jika umat Islam tidak tinggal di sana,” kata editor Breitbart itu.

Diketahui, Breitbart adalah sebuah media alternatif yang bertujuan untuk mengimbangi pemberitaan media-media arus utama. Media yang semula dianggap ecek-ecek ini kemudian mendapat sorotan dunia setelah berkat kegigihannya mampu membantu Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat.

Singkat kata, Breitbart adalah satu dari sedikit media yang mendukung Donald Trump. Stephen K. Bannon merupakan eks CEO Breitbart News. Sedangkan pendirinya adalah Andrew Breitbart, seorang pengusaha, eks komentator di Washington Times, eks jurnalis dan salah satu sosok yang mengembangkan The Huffington Post dan Drudge Report.

Katie McHugh, yang telah menulis ratusan artikel untuk situs berita Breitbart, memicu kritik sengit setelah dia berpendapat bahwa serangan teroris tidak akan terjadi di Inggris jika tidak ada penduduk Muslim.

Baca Juga:  Banjir Dukungan dari PMKD Se-Bondowoso, Risma Beber Cara Sejahterakan Rakyat

Pej Vahdat, seorang aktor Iran-Amerika yang paling dikenal karena bermain Arastoo Vaziri dalam drama kejahatan “Bones”, menanggapi tweet-nya dengan mengatakan: “Kamu benar-benar tolol”. Tanggapan Vaziri ini disahut mcHugh, “Anda kan orang India!”.

Kritik lainnya menunjukkan fakta bahwa tweet Hugh mengabaikan sejarah panjang serangan teror mematikan di Inggris yang dilakukan oleh IRA, sebuah kelompok yang didominasi Katolik, antara akhir 1960-an dan akhir 1990-an.

Sejumlah rekan Breitbart juga menyerang Ms McHugh atas komentarnya tentang Islamofobia.

Setelah menuai kritik, McHugh yang juga mantan penulis untuk situs konservatif The Daily Caller mengumumkan berita tentang pemecatan dirinya dari Breitbart menyusul tweetnya yang berbau Islamfobia.

“Breitbart News memecat saya karena mengatakan kebenaran tentang Islam dan imigrasi Muslim,” ujar McHugh di akun twitternya seperti dikutip Independent.

McHugh menolak untuk meminta maaf atas komentarnya tentang serangan di Jembatan London, dengan bersikeras dia pantas mendapat kenaikan gaji daripada dipecat.

Baca Juga:  Transisi Tarian Dero Menjadi Budaya Pop

“Saya bilang tidak ada yang salah. Seperti yang Presiden Donald Trump katakan, jika kita tidak pintar, itu hanya akan bertambah buruk,” cetusnya.

Ini bukan pertama kali McHugh membuat tweet kontroversial. Dia juga pernah membuat tweet yang menyinggung masyrakat Meksiko karena menuding orang-orang Meksiko terbelakang.

Terlepas dari itu, Breitbart adalah situs konservatif yang paling banyak dibaca di AS, didirikan oleh komentator konservatif Andrew Breitbart pada tahun 2007 dan kemudian diperluas oleh ajudan Trump, Steve Bannon. Nama terakhir ini sekarang menjabat sebagai Asisten Presiden dan Kepala Strategiwan di pemerintahan Donald Trump.

Pembaca Breitbart semakin meningkat setelah mendapatkan akses ke Gedung Putih sejak Trump didaulat menjadi Presiden AS. Di samping itu, Breitbart juga pernah memuat tulisan kontroversial dengan judul “Kebenaran Politik Melindungi Budaya Pemerkosaan Muslim” dan “Kontrol Kelahiran Membuat Wanita Tidak Lagi Menggiurkan dan Gila”. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available