Politik

Jokowi Dinilai Berpotensi Kehilangan 2-3 Juta Suara

Presiden Jokowi (Ilustrasi)
Presiden Jokowi (Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta –   Pada perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang, Jokowi (Joko Widodo) dinilai akan kehilangan banyak suara.  Ketua DPP Hanura kubu Bambu Apus, Zulfahri Pahlevi mengatakan kira-kira ada 2 sampai 3 juta suara akan hilang dari Jokowi.

“Jokowi kehilangan suara 2-3 juta suara,” kata Zulfahri Pahlevi, Rabu (1/8/2018).

Ini menyusul sejumlah pentolan kader partai Hanura di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Oedang (OSO) yang saat ini berstatus sebagai partai koalisi justru menyeberang ke partai oposisi. Diantaranya ada yang pindah ke Gerindra, Berkarya dan PAN (Partai Amanat Nasional).

“Itu yang pindah, semua anggota DPRD-DPR terpilih. Sarifuddin Sudding ke PAN. Mukhtar Tompo ke PAN,” ungkap dia.

Baca Juga: Para Kader Sejati Hanura Pindah ke Gerindra dan Berkarya

Situasi inilah yang membuat Jokowi diperkirakan akan kehilangan banyak suara. Zulfahri menjelaskan bahwa alasan kuatnya adalah para politikus yang pindah ke sejumlah partai oposisi merupakan politisi kawakan yang memiliki basis massa di akar rumput yang kuat.

Baca Juga:  Survei Sering Unggul, Khofifah-Emil Berpeluang Menang Besar di Pilgub Jawa Timur

“Politikus kawakan semua yang punya grass road masa, semua nyeberang bukan pro Jokowi,” ungkapnya.

Sarifuddin Sudding dan Mukhtar Tompo yang pindah ke PAN, kader militan Hanura lain yang pindah ke partai sebelah Yan Permenas Mandenas yang pindah ke Partai Gerindra. Sebelumnya ia adalah Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Papua. Murady Darmansyah. Ia adalah pendiri awal Partai Hanura.

Kemudian Wakil Sekjen DPP Hanura Kristiawanto. Ia pindah ke Partai Gerindra. Sementara untuk kader yang pindah ke Partai Berkarya Syaefunnur Maszah dan Eli Mulyadi.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,069