John Colombo: Ridesharing Pelengkap Penting Transportasi Atasi Kemacetan

Head of Public Policy and Government Affairs, Indonesia, Uber, John Colombo usai acara peluncuran kampanye #UnlockJakarta yang diadakan hari Rabu, 1 November 2017. Foto Ach. Sulaiman/ NusantaraNews

Head of Public Policy and Government Affairs, Indonesia, Uber, John Colombo usai acara peluncuran kampanye #UnlockJakarta yang diadakan hari Rabu, 1 November 2017. Foto Ach. Sulaiman/ NusantaraNews

NusantaraNews.co, JakartaHead of Public Policy and Government Affairs, Indonesia, Uber, John Colombo mengatakan bahwa, pihak Uber telah menunjuk the Boston Consulting Group untuk mengkaji dampak penggunaan mobil pribadi serta potensi manfaat diadopsinya konsep berbagi tumpangan (ridesharing) secara lebih luas bagi kota-kota di Asia, termasuk Jakarta.

Kajian tersebut menemukan bahwa kita tidak menggunakan mobil kita secara efisien. Pada jam-jam sibuk di Jakarta, terdapat 50 persen mobil lebih banyak dari yang bisa ditampung oleh jalanan dan 50 persen mobil hanya mengangkut 1 orang. Akibatnya, durasi perjalanan ketika jam-jam sibuk memakan waktu 1,8 kali lebih lama dibanding jam-jam biasa.

Kajian ini juga menemukan bahwa Jakarta berpotensi mendapat manfaat signifikandari ridesharing untuk membatasi pertumbuhan jumlah kendaraan, membantu pemerintah mengoptimalisasi waktu investasi untuk infrastruktur, dan menawarkan tambahan penghasilan yang fleksibel.

80 persen dari komuter yang disurvei mengatakan mereka berencana membeli mobil dalam lima tahun ke depan. Meskipun demikian, responden yang sama juga cenderung (40 persen sangat ingin dan 40 persen ingin) mengurungkan niat membeli mobil bila konsep berbagi tumpangan (ridesharing) dapat memenuhi kebutuhan transportasi mereka dalam hal biaya, ketepatan waktu, dan ketersediaan.

The Boston Consulting Group memperkirakan 60 persen dari kendaraan pribadi saat ini di jalanan Jakarta dapat berkurang jika ridesharing menjadi pengganti alternatif dari kepemilikan kendaraan pribadi dan carpooling (saling berbagi perjalanan/ nebeng) menjadi hal biasa. Hal ini akan mengurangi 2,5 juta mobil di jalan dan mengurangikemacetan di Jakarta, serta membebaskan lahan parkir setara dengan 14.600 lapangan sepakbola.

Kajian The Boston Consulting Group juga menunjukkan bahwa dukungan dari pemerintah diperlukan bagi kota-kota untuk mendapat manfaat penuh dari konsep berbagi tumpangan. Pembatasan, seperti pembatasan penggunaan aplikasi untuk secara dinamis menyeimbangkan suplai dan permintaan serta menyediakan opsi transportasi; pembatasan kuota kendaraan; dan pembatasan biaya; dapat menghalangi diadopsinya konsep ridesharing secara lebih luas dan membatasi manfaat ridesharing bagi sebuah kota.

“Ridesharing atau konsep berbagi tumpangan bisa menjadi pelengkap penting untuk transportasi publik sebagai bagian dari solusi mengatasi kemacetan dan mengurangi kebutuhan lahan parkir. Dengan mengangkut lebih banyak orang dengan jumlah mobil yang lebih sedikit, kita bisa memaksimalkan potensinya, tapi kita harus melakukannya bersama-sama,” ujar John Colombo.

Pewarta/Editor: Sulaiman

Exit mobile version