NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Hendrik Dikson Sirait terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Amisbat) dalam temu raya atau konggres organisasi yang digelar di Wisma Kinasih, Depok, Kamis (30/8).
Hendrik terpilih secara aklamasi menggantikan pendahulunya Teddy Wibisana yang telah memimpin Almisbat sejak 2014. Dalam pernyataanya kepada nusantaranews.co, Hedrik menuturkan bahwa di bawah kepemimpinanya, organisasi yang sudah mempunyai cabang di 60 Kabupaten/Kota se-Indonesia itu akan menjadi salah satu garda relawan pemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 mendatang.
Hendrik menuturkan bahwa organisasinya mendukung Jokowi-Ma’ruf bukan tanpa alasan. Menurutnya, Jokowi adalah figur pekerja yang dapat membangun Indonesia sentris selaras dengan cita-cita Trisakti untuk terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Jokowi selama ini sudah membuktikan sebagai pemimpin yang tak hanya membangun Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris yang dengan cara itu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoensia akan tercipta,” ujar mantan Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) tersebut,Jumat (31/8/2018).
Hendrik mencontohkan, bagaimana saat ini masyarakat di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan wilayah-wilayah perbatasan dengan negara Tetangga telah dapat mulai menikmati fasilitas pelayanan yang dari Indonesia merdeka tak pernah mereka rasakan.
“Sarana insfratruktur itu adalah untuk memangkas rentang kendali dari berbagai pelayanan masyarakat yang selama ini tak pernah mereka dapatkan,” imbuhnya.
Selain sosok pekerja, Almisbat menilai Jokowi adalah sosok yang mewakili wong cilik dalam sebuah karier menuju keberhasilan dengan tetap menginjak pada etika dan norma. Dari seorang tukang kayu menjadi Presiden, Jokowi adalah inspiratif bagi generasi muda bahwasanya cita-cita yang dibarengi etos kerja dan semangat niscaya akan membawa bangaa Indonesia pada puncak kejayaan.
“Dari orang yang tak dianggap mampu menjadi sosok yang dianggap bukan hanya di Indonesia tapi juga dalam pandangan dunia. Jokowi yang dari yang bukan siapa menjadi apa apa,ini adalah sebuah inspirasi bahwa semua anak bangsa apapun latar belakangnya ,akan mampu berprestasi melalui potensi yg dimiliki,” paparnya.
Namun kendati Almisbat adalah salah satu organisasi intelektual yang mendukung Jokowi, Hedrik menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menempatkan diri sebagai mitra kritis bagi Pemerintah. Hendrik menegaskan bahwa pihaknya tetap akan meluruskan dengan teguran apabila ada kebikakan Pemerintah yang kontra terhadap kepentingan rakyat.
“Kami obyektif, jika kami melihat kesalahan dalam kebijakan Pemerintah,kami akan mengingatkan dan jika kebijakan itu bermanfaat buat rakyat,maka kami waijb mengawalnya,” pungkasnya.
Di kalangan Aktivis 90an, nama Hendrik Dikson Sirait bukan nama yang asing lagi. Pria kelahiran Jakarta 5 Januari 1972 yang oleh rekan-rekan seperjuanganya dipanggil ‘iblis’ tersebut sudah dikenal sosok vokal yang menentang Suharto sejak 1991. Sejak aktif di dunia pergerakan dalam GMNI, Hedrik dan kawa-kawanya lantang menuntut Suharto diseret ke Sidang Istimewa MPR.
Pewarta: Eddy Santry
Editor: Banyu Asqalani