NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Rumput laut yang dihasilkan oleh kabupaten Sumenep selalu menjadi andalan Jawa Timur dalam penguatan ekspor. Pasalnya, kualitas rumput laut dari Sumenep tersebut menjadi terbaik kedua se Indonesia setelah Maluku.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Muhammad Isa Anshori mengatakan rumput laut di Sumenep adalah terbaik nomer satu di Jawa Timur dan terbaik nomer dua tingkat Nasional. Dimana rumput laut sangat diminati tidak Hanya di dalam negeri tapi juga pasar luar negeri.
“Sebanyak 52,8 % total produksi perikanan budidaya di Jatim berasal dari rumput laut. Utamanya ada di Sumenep ini,” ujarnya saat menghadiri Eksplorasi Rumput Sumenep di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, kamis (28/12/2023).
Dibeberkan Isa, luas potensi budidaya rumput laut di Kabupaten Sumenep kurang lebih 243.254 hektare, luas eksisting 59.424 hektare, jumlah petani rumput laut 4.093 orang. Sedangkan produksi budidaya 686.657,08 ton dan Nilai Produksi Budidaya 3.433.285.405 di tahun 2023.
“Rumput laut di Sumenep terbanyak di Kecamatan Sapeken 221.547 ton disusul Kecamatan Saronggi 166.164 ton,” urai Isa Anshori.
Menurut dia, peluang investasi budidaya rumput laut masih bisa ditingkatkan dan memiliki potensi usaha kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa negara.
“Menjawab tantangan budidaya rumput laut di Jatim, rencana aksi kegiatan yakni pembangunan laboratorium rumput laut kultur jaringan, penyediaan kebun bibit rumput laut. Penerapan cara budidaya ikan yang baik, penggunaan bibit unggul dan pengembangan budidaya dalam satu kawasan,” katanya.
Disamping itu, lanjut Isa, pemilihan lokasi yang sesuai dengan tata ruang daerah, kebijakan daerah terkait kegiatan di daratan Pembenahan tata niaga dan penguatan kelembagaan kelompok. Memberikan akses permodalan melalui Bank Jatim atau Dana Bergulir (Dagulir).
“Peningkatan kualitas rumput laut hasil budidaya (kandungan karagenan, mutu hasil) melalui penerapan dan sertifikasi CBIB. Pengajuan PKK PRL (khusus Pengajuan PKK PRL) secara komunal di Kampung Rumput Laut,” beber mantan Kepala Dinas Sumber Daya Air Jatim ini. “Di Sidoarjo sudah ada pembudidayaan Rumput Laut dan kemarin baru saja di ekspor ke luar negeri,” imbuhnya.
Sementara itu, para nelayan atau petani pembudidaya Rumput Laut di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi berharap ada kestabilan harga dari pemerintah. Selama ini para petani belum melihat ada perhatian dari pemerintah secara komperehensip. Terlebih selama ini nelayan rumput laut menggunakan alat dan cara-cara tradisional, tanpa melalui dukungan pemerintah.
“Dari pemerintah belum ada yang datang kesini, baru kali ada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur dan teman-teman Pokja Indrapura,” ujar Rudi, perwakilan pembudidaya rumput laut desa Tanjung Kecamatan Saronggi Sumenep.
Harapannya Masyarakat yang setiap hari hidup dari penghasilan rumput laut ini tidak muluk-muluk. “Kami hanya ingin ada kebijakan stabilisasi harga Rumput Laut, sehingga para kami semua sejahtera secara ekonomi dan mampu meningkatkan produktifitas,” terangnya.
Senada, Jamilah, perempuan berusia 27 tahun ini salah satu pekerja pembibitan rumput laut pascapanen berharap ada pengolahan pasca panen dari rumput laut. Selama ini tidak ada penyuluhan, peralatan atau pelatihan dari pemerintah, akan dibuat apa rumput laut ini.
“Kita pinginnya cepat dapat uang. Sebenarnya rumput laut ini bisa dijadikan olahan makanan dan minuman, tapi kami tidak punya alat pendukung,” ujar Jamilah.
Ia membenarkan jika harga rumput laut tidak pernah stabil. Rata-rata dibeli oleh pengepul yang dihargai Rp15 ribu per kilogram. Kadang-kadang 20ribu per kilogram.
“Pernah 25 ribu perkilo, tapi Saya kurang tahu juga kenapa sekarang hanya dihargai Rp15 ribu saja,” herannya.
Sedangkan Rudi salah satu petani rumput laut lainnya tak semua bulan bisa menghasilkan kualitas bagus sehingga pendapatan petani bisa dikata naik turun.
“Kualitas bagus itu ketika rumput laut ujungnya lancip. Itu kualitas nomor satu. Sedangkan untuk dapat itu sulit sehingga perlu berhati hati dalam saat memanennya untuk menghasilkan kualitas nomor satu,” jelasnya. (setya)