NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Presiden Ebrahim Raisi mengatakan bahwa Iran adalah teman sejati Suriah dan berjanji akan mendukung penuh rakyat Suriah dengan cara yang sama seperti ketika melawan terorisme selama ini. Hal tersebut disampaikan Raisi dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Pertahanan Suriah Ali Mahmoud Abbas di Teheran, Selasa (24/1).
“Republik Islam Iran adalah sahabat sejati bangsa Suriah, karena dengan cara yang sama ia (Iran) mendukung bangsa dan pemerintah Suriah di era perlawanan terhadap terorisme, ia juga siap mendukung mereka selama perang. masa rekonstruksi dengan memperkuat kerja sama ekonomi di segala bidang,” kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, presiden menyampaikan bahwa hubungan antara kedua negara bersifat strategis serta didasari atas keyakinan dan semangat yang sama seperti yang ditunjukkan oleh rakyatnya.
Raisi juga memuji upaya Angkatan Bersenjata Suriah dalam melindungi negara dan pemerintah dari hasutan sebagai prospek yang menjanjikan untuk masa depan warga Suriah.
Sementara itu, Jenderal Abbas menambahkan bahwa Suriah muncul sebagai pemenang dalam perang melawan terorisme berkat dukungan dari saudara dan sahabat sejatinya.
Suriah telah menjadi lebih kuat dan akan terus bertindak sebagai cincin dalam rantai perlawanan, katanya, seraya menambahkan, “Poros perlawanan akan memiliki peran penting dalam membentuk dunia baru.”
Terpisah, dalam pertemuan dengan Komandan Pengawal Revolusi Hossein Salami mengatakan kepada pejabat Suriah bahwa Teheran siap membantu angkatan bersenjata Bashar al-Assad di bidang yang dibutuhkan.
Sebelumnya, pada hari Senin, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri juga menyatakan kesediaan Republik Islam untuk membantu militer Suriah dalam restrukturisasi, pelatihan, dan penyediaan peralatan. Dia lebih lanjut menekankan perlunya pementasan perang militer bersama antara Iran dan Suriah.
Sejauh ini, tingkat pengeluaran militer Iran dan bantuan keuangan ke Suriah untuk menjaga agar Presiden Bashar al-Assad tetap berkuasa tidak diketahui, namun diperkirakan Teheran telah menghabiskan dana lebih dari $30 miliar selama satu dekade terakhir. (Banyu)
