ArtikelEkonomiPolitik

Indonesia Impor Pangan dari 40 Negara

(Foto: Ilustrasi)
(Foto: Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO Cengkraman kuku perusahaan asing di Bumi Pertiwi ini sudah menancap sangat dalam dari hulu ke hilir – sehingga produk pangan kini hanya dipandang sebagai komoditas perdagangan yang harganya diserahkan kepada pasar bebas. Sehingga di dunia ini mungkin hanya Indonesia saja sebagai satu-satunya negara yang menyerahkan harga pangannya kepada pasar.

Pemerintah mungkin tidak mengerti bahwa pangan itu adalah kebutuhan primer suatu bangsa. Pangan adalah hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah kepada rakyatnya. Berpuluh juta petani yang dulu bisa hidup mandiri membudidayakan tanaman pangan lokal kini menjadi tergantung pada korporasi asing dan terjebak dengan pola sistem industri pasar global.

Dengan kondisi seperti itu, rasanya sulit untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Padahal, hak atas pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang meliputi jaminan kontinuitas, kualitas, dan aksesbilitas seperti yang diatur dalam UU No 11 Tahun 2005 tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Bahkan merupakan perintah konstitusi untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat Indonesia.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Iklim Demokrasi Indonesia Sudah Dewasa

Kini sudah saatnya pemerintah harus berani, tegas dan konsisten mengejar target pencapaian kedaulatan pangan. Jangan mau lagi diatur-atur oleh para importer dan komprador. Dalam fluktuasi harga pangan, sudah beberapa kali pemerintah dipermainkan oleh kelompok tertentu karena Indonesia tidak mandiri dalam hal pangan. Pola yang sama digunakan oleh para importir saat terjadi kelangkaan kedelai beberapa waktu lalu. Seperti kita ketahui bersama bahwa kebutuhan kedelai nasional setiap tahun mencapai 2 juta ton, di mana 1,2 ton dipenuhi dari impor.

(Baca juga: Pangan adalah Kebutuhan Primer Suatu Bangsa).

Bahwa sudah menjadi rahasia umum pula bila pasar kedelai lokal hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan, antara lain: PT Cargyll Indonesia, PT Alam Agri Adiperkasa dan PT Gerbang Cahaya Utama. Pada tahun 2005 Indonesia tercatat sebagai pengimpor beras terbesar di dunia sebanyak 3,1 juta ton atau 10% beras di pasar internasional mengalir ke Indonesia. Kalah dari Vietnam yang mengekspor sekitar 4 juta ton beras setiap tahun, dan Thailand 6,5 juta. Bahkan Myanmar kini telah menjadi lumbung siaga beras ASEAN dengan stok cadangan 500.000 ton.

Baca Juga:  Marli Kamis Serahkan Formulir Bakal Calon Bupati Nunukan Ke Partai Demokrat

Jadi sungguh ironis, Indonesia sebagai negara agraris tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Indonesia kini sudah bergantung kepada 40 negara untuk memenuhi 29 komoditas pangan pokok, termasuk gandum, produk serelia dari daerah sub tropis yang kini telah menjadi kebutuhan pokok pula.

Penulis: Agus Setiawan

Related Posts

1 of 16