Budaya / SeniPuisi

Ilusi Rinai Hujan Pulau Makrifat

Puisi Maghfur M. Ramin

Pulau Makrifat
– Gili Labak

Di atas perahu yang membelah samudera
beta benar-benar tak ada
yang nyalang hanyalah jalaliyahnya
dengan wujud tamparan ombak
dan jamaliyahnya yang hadir
dengan keluasan ilmu tak berhingga
menjerit-jerit dalam dada:
hamba hanyalah setetes yang jatuh
dari ujung jarum selepas dicelupkan pada gelombang ini
sungguh hanyalah bukan adalah.

Jogja, 2017

Ilusi Rinai Hujan
–    Ngilmu Matsnawi

Rinai malam ini menemani rasa
yang bersenggama dengan dilema
menjadi bayang yang minta ditembus kapan saja
kadang menjadi paku memasak asa
demi meraup dawai-dawai asmara

dari denyut jantung
ada yang harus dibersihkan habis-habisan
karena kamar serasa lebih mesra dari istana pengantin
yang tengah merayakan pesta malam pertama

ilusi rinai hujan
adalah tembok yang wajib dirobohkan
tak tahukah,
banyak yang hancur lantaran kecerobohannya sendiri
bangkit dan telanjang dari bayang-bayang adalah jalan terang
untuk menerobos demarkasi waktu dan ruang.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Jogja, 2017

Kepastian Jodoh

Tuhan, jodohku telah kau pastikan dalam pengetahuanmu
ntah nanti akan sampai pada siapa yang sudah kau gariskan
sejak sebelum mencolot ke dunia ini
atau kau ganti dengan yang lebih baik menurutmu bagiku
iya kepastian pengetahuanmu itulah takdir.

Jogja, 2017

*) Penulis kelahiran rahim Madura. Sekarang direktur Lisafa (Lingkar Studi Akidah Filsafat dan Buday) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Related Posts

1 of 114