NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ibadah puasa ramadhan yang dilakukan umat Islam harus mengalami peningkatan. Dengan kata lain, harus naik kelas dari yang hanya berorientasi ritual syari’i kepada pemaknaan secara substansial atau maqashid al-syariah.
“Kita tidak saja berpuasa secara lahiriah dengan tidak makan dan minum tetapi harus berpuasa secara bathiniyah dengan menahan mulut, tangan, dan anggota badan dari laku yang tidak baik,” ujar Khoirul Huda Basyir, Sekretaris Menteri Agama saat memberikan kultum ba’da sholat dzuhur, Kamis (16/5) di Musholla At-Tarbiyah Kemenag RI Lantai VIII.
Khoirul mengatakan ramadhan adalah syahru shiyaam. Dalam bahasa Sansekerta, diistilahkan dengan ‘poso‘ kepanjangan dari ‘mupus roso‘, agar orang berpuasa itu mampu mengendalikan atau memenej mengelola hawa nafsu.
“Inti dari puasa adalah pengendalian diri atas berbagai keinginan (hawa nafsu) yang kadang tak terbendung,” ucap Khoirul.
Naik kelas yang dimaksud KH Khoirul Huda Basyir adalah pada derajat ketaqwaan sebagai tujuan akhir dari puasa. “Substansi tujuan berpuasa adalah agar naik menjadi muttaqin,” katanya.
Ciri-ciri orang yang bertaqwa, kata Khoirul, adalah sesuai dengan QS Ali Imron ayat 134, yaitu orang yang menafkahkan hartanya pada jalan kebaikan baik dalam situasi lapang maupun sempit.
Ciri kedua adalah wal kadziminal ghoidzo, yaitu orang yang bisa meredam amarah. “Orang yang bisa mengendalikan amarah adalah yang sehat, karena dia akan selalu memandang kehidupan itu indah dan santai,” urainya.
Ciri ketiga, lanjut dia, adalah walafiina ‘anin nas, orang yang bisa memberikan maaf pada orang lain. Selain akan memberikan kebahagiaan pada diri sendiri, dengan memaafkan akan membahagiakan yang lain.
Kegiatan kuliah syiar ramadhan diselenggarakan oleh Pengurus Mushola At-Tarbiyah dengan berbagai kegiatan di antaranya kultum ba’da dzuhur, peringatan nuzulul quran, santunan anak yatim dan buka bersama. Penceramah sebelumnya M Nur Kholis Setiawan Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin Dirjen Pendidikan Islam, Imam Safe’i Sesditjen dan Rohmat Mulyana Direktur Pendidikan Agama Islam.
(rb/ns)
Editor: Eriec Dieda