Berita UtamaEkonomiLintas NusaTerbaru

Hasil Produksi Kualitas Ekspor, Agusdono: Petani Hutan di Jawa Timur Layak Disejahterakan

Hasil Produksi Kualitas Ekspor, Agusdono: Petani Hutan di Jawa Timur Layak Disejahterakan

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Potensi hutan di Jawa Timur memiliki kekayaan yang bisa dimaksimalkan untuk mensejahterakan petani hutan di Jawa Timur.

Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Agusdono Wibawanto mengatakan kekayaan hutan di Jawa Timur mengandung potensi alam yang dapat dimaksimalkan oleh masyarakat terutama para petani hutan.

“Para petani hutan di Jawa Timur sangat inovatif dalam melakukan pengembangan agroforestri. Dimana, keunggulannya selain memberikan nilai tambah juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Saya melihat  KTH dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Jatim sangat inovatif dalam rangka menyiapkan produk agar meningkat kualitasnya hingga memenuhi standar ekspor,” kata politisi Demokrat ini, Sabtu, 6 Januari 2024.

Pria asal Malang ini mengatakan saat ini cukup banyak produk KTH di Jatim yang sukses tembus pasar ekspor melalui pendampingan dari Pemprov Jawa Timur. Salah satunya, menurut dia adalah produk Jahe Gajah dari Nganjuk dan dari Ponorogo yang melalui fasilitas Misi Dagang bisa mencatatkan nilai transaksi perdagangan yang luar biasa.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

“Tidak sampai disana, selain Jahe Gajah, success story petani hutan juga diwujudkan dalam penjualan kopi hingga ekspor ke luar negeri pada Nopember 2022 lalu. Kopi tersebut adalah produk hasil communal branding agroforestri Jawa Timur dengan merek ‘Javeast Coffee’. Ekspor kopi Javaeast Coffee itu berhasil dilepas ekspor perdana ke Mesir dengan total nilai ekspor lebih dari Rp 6,2 miliar,” jelasnya.

Javeast Coffee ini, kata dia, merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani hutan dari tiga kabupaten, yakni Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dan Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

“Tiga KTH sudah dalam bentuk communal branding. Strategi Communal branding ini bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam menjaga kualitas dan standar produk dari beberapa daerah. Dan dengan communal branding akan membantu untuk menjaga kuantitas dan kontinyuitas dalam pasar ekspor,” tuturnya.

Lebih lanjut, caleg DPR RI ini juga menyebutkan beberapa produk sukses dari petani hutan seperti komoditas ekspor KTH/LMDH lainnya yaitu Rajangan Daun Talas Beneng. Selain itu juga produk gula aren cair produksi KTH di Desa Temon, Kec. Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Baca Juga:  Andi Muhammad Akbar Serahkan Formulir Bakal Calon Bupati Nunukan ke PDI Perjuangan

“Produk gula aren cair ini bahkan mampu menembus pasar ekspor di Kanada, dengan volume ekspor perdana pada Pebruari 2023 sebesar 1,3 ton gula aren cair,” ungkapnya.

Masih soal upaya meningkatkan ekspor, selain communal branding, lanjutnya, sekarang ini di Jawa Timursedang getol mengembangkan Desa devisa. Untuk itu ia mendorong KTH, LMDH maupun PLMDH untuk mengidentifikasi produknya untuk masuk dalam program Desa Devisa.

“Saat ini ada 140 Desa devisa di Jawa Timur dan itu desa-desa terbanyak diantara seluruh provinsi di Indonesia,” ujarnya.

Jawa Timur berperan sebagai penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa pada TW I Tahun 2023 dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023, Provinsi Jawa Timur merupakan satu-satunya provinsi yang mengalami kenaikan NTP dengan kenaikan sebesar 0,41 persen. (setya)

Related Posts

1 of 60