Berita UtamaEkonomiLintas NusaPolitikTerbaru

Harga Beras Terbang Tinggi, Agusdono: Jangan Kurangi Subsidi Pupuk Petani

Harga Beras Terbang Tinggi,Agusdono: Jangan Kurangi Subsidi Pupuk Petani
Harga beras terbang tinggi/Foto: ,Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Agusdono Wibawanto.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Pemerintah diharapkan tak hanya berkutat akan infratruktur dalam proses pembangunan di Indonesia. Melainkan harus juga memperhatikan nasih petani saja dalam mempertahankan ketahanana pangan di Indonesia.

Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Agusdono Wibawanto mengatakan saat ini ditengah el nino pemerintah selalu mengandalkan import beras dari negara-negara penghasil beras.

“Vietnam dan India merupakan salah satu negara tetangga yang paling sering mengirimkan berasnya ke Indonesia,”jelas politisi Demokrat ini, selasa 5 September 2023.

Padahal, lanjut pria asal Malang ini harusnya pemerintah menyadari kalau negara-negara tersebut tentunya tak selamanya mampu mengeksport berasnya untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.

“Mereka tentunya akan mempertahankan kondisi dalam negerinya terlebih dahulu jika ada kejadian seperti elnino saat ini. Harusnya pemerintah mengerti itu,” sambungnya.

Saat ini, sambung pria yang akrab dipanggil Gusdon ini, pemerintah lagi dekat-dekatnya dengan negara India. “Harusnya pemerintah itu sadar kalau India bisa swasembada beras tersebut dan mampu mengekspor berasnya ke Indonesia karena belajar dulu dari Indonesia di zaman kepemimpinan presiden Soeharto. Indonesia jaman pak Harto bisa swasembada beras,” jelasnya.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Gusdon mengatakan ada beberapa cara agar pemerintah bisa mengatasi permasalahan pangan terutama pemenuhan beras di Indonesia antara lain memberikan kesejahteraan petani.

“Tentunya untuk memberikan kesejahteraan petani bisa dengan tetap memberikan subsidi pupuk. Bukan malah dikurangi subsidi pupuknya.

Ironis sekali sampai sekarang ini petani kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Tak hanya itu, pemerintah juga harus mampu membantu perbaikan irigasi dan membuat embung sebanyak mungkin untuk pengairannya sawah,” terangnya.

Untuk mempertahankan ketahanan pangan di Indonesia, kata Agusdono Wibawanto, bukan malah mengandalkan import beras, namun peran bulog di maksimalkan.” Bulog perannya sangat penting dalam pendistribusian dan tata niaga beras di Indonesia. Beri subsidi ongkos angkut beras di Bulog sehingga harga beras bisa tetap stabil,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan pemerintah juga harus maksimal memberikan kesempatan  laboratorium milik fakultas pertanian di Indonesia untuk menciptakan varietas beras yang baru dan tahan lama untuk menjaga kesinambungan ketahanan pangan di Indonesia.

Baca Juga:  Abu Hasan Siap Maju sebagai Calon Bupati Sumenep: Perjuangan dan Pengabdian untuk Kemajuan Daerah

“Pokoknya yang utama agar stabilitas nasional tetap terjaga dan tidak mengandalkan import beras saja yaitu maksimalkan kepedulian petani dengan menambah subsidi pupuk dan membantu perbaikan irigasi persawahan. Jika ini terealisasi saya yakin ke depan Indonesia bisa swasembada pangan bahkan bisa melakukan eksport ke negara lain,” tandasnya.

Harga beras di dalam negeri diprediksi masih akan merangkak naik. untuk menahan laju kenaikan harga beras, pemerintah mempercepat penyaluran bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Ini adalah penyaluran periode kedua, yang akan berlangsung selama 3 bulan ke depan.

Periode pertama penyaluran KPM sudah dilakukan pada bulan Maret-Mei 2023. Seyogianya, penyaluran bantuan beras periode kedua ini dijadwalkan baru mulai Oktober 2023.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) per 3 September 2023 harga rata-rata nasional ditingkat konsumen untuk komoditi beras medium di zona 1 ialah Rp 12.012 per kilogram (kg).

Baca Juga:  Layak Dikaji Ulang, Kenaikan HPP GKP Masih Menjepit Petani di Jawa Timur

Kemudian beras medium di zona 2 Rp 12.889 per kg, beras medium zona 3 Rp 14.407 per kg. Kemudian beras premium di zona 1 Rp 13.320 per kg, beras premium di zona 2 Rp 15.009 per kg, beras medium di zona 3 Rp 16.581 per kg.

Neraca pangan nasional periode bulan Januari-Oktober 2023 menunjukkan, stok beras awal tahun 2023 adalah sebanyak 4,064 juta ton. Yang merupakan carry over atau stok akhir tahun 2022. Angka ini, ujarnya, dikoreksi dari sebelumnya ditaksir mencapai 6 jutaan ton.

Produksi beras nasional bulan Januari-Oktober 2023 ditaksir mencapai 27,878 juta to, sementara realisasi impor bulan Januari-Juli 2023 ada 1,303 juta ton. Dengan ekspektasi impor masuk sebanyak 783.867 ton di periode Agustus-Oktober 2023, ketersediaan beras di dalam negeri diprediksi mencapai 34,029 juta ton sepanjang Januari-Oktober 2023.

Jika kebutuhan Januari-Oktober 2023 sebanyak 25,44 juta ton, maka stok akhir bulan Oktober 2023 diprediksi bisa mencapai 8,584 juta ton. Yang diproyeksikan tidak akan tersebar penuh ke pasar. (setya)

Related Posts

1 of 35