NUSANTARANEWS.CO – Presiden Amerika Serikat tampaknya akan membuat Hamas marah besar jika Donald Trump benar-benar menyampaikan sebuah pidato yang berisikan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Desas-desus yang berkambang, Trump akan menyampaikan pidato tersebut pekan depan.
Yerusalem sejatinya adalah rumah suci bagi Yahudi, Muslim, dan Kristen. Dan rencana Trump ini akan memancing kemarahan dunia internasional bila benar-benar dilakukan.
Organisasi Hamas mendengar kabar rencana Trump ini langsung bereaksi. Mereka meminta Amerika Serikat membatalkan rencana Trump tersebut.
“Rencana ini sama saja artinya bahwa AS akan melakukan serangan terhadap kota tersebut (Yerusalem), dan memberikan legitimasi kepada Israel atas kota,” demikian pernyataan Hamas dikutip Press TV.
Hamas memandang rencana kebijakan Amerika Serikat ini sebagai sebuah pelanggaran terhadap hukum internasional mengenai Yerusalem dan merupakan sebuah langkah serta upaya untuk mengusir semua masyarakat Palestina. Hamas lantas menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina bersatu padu melawan rencana AS ini yang disebut mereka sebagai kebijakan brutal.
“Setiap keputusan apa pun tidak akan mengubah fakta bahwa al-Quds (Yerusalem) adalah identitas Arab dan Islam, dan merupakan bagian dari tanah Palestina,” kata Hamas.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi terkait dengan isu Trump yang akan memindahkan ibukota Israel ke Yerusalem. Namun, isu ini lantas menjadi sangat sensitif. Sebab, rencana tersebut dinilai merupakan sebuah upaya AS untuk memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Orang-orang Palestina telah berusaha untuk mendirikan negara mereka sendiri di wilayah-wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat selama beberapa dekade. Sejak 2007, Hamas telah mengusasi Jalur Gaza dan mengimbangi Fatah yang memegang kendali atas Tepi Barat. Dan dua kekuatan utama di Palestina ini baru saja mencapai kesepakatan rekonsiliasi. (red)
Editor: Eriec Dieda