Gaya Hidup

Hal Menakutkan Tentang Perkawinan: Rindu Masa Lalu

NUSANTARANEWS.CO – Perkawinan merupakan ikatan sakral antara dua orang insan untuk bersama-sama mengarungi hidup dalam mahligai rumah tangga dengan berbagai komitmen yang dibuat bersama.

Tentu akan ada perbedaaan ketika hidup sendiri dan setelah menikah anda akan hidup dengan pasangan anda, berbagai hal yang biasanya anda simpan sendiri mungkin juga akan menjadi penting baginya. Anda dapat merasakan kebahagiaan maupun kesedihan bersama-sama. Anda dan pasangan merencanakan akan memiliki berapa anak. Masih banyak hal yang akan lagi yang tentunya sangat komplek dan tidak dapat diperkirakan.

Itulah sebabnya, bagi beberapa orang mungkin untuk memutuskan kapan dirinya akan menikah akan membutuhkan waktu yang lama dan sangat banyak pemikiran.

Munculnya kekhawatiran-kekhawatiran untuk menikah adalah hal yang sangat wajar dialami. Namun, kita terkadang secara nerlebih  menakutkan hal yang belum tentu terjadi. Banyak ketakutan tentang pernikahan yang sering kali dialami, diantaranya ketakutan tentang bagaimana jika dikemudian hari setelah pernikahan anda merindukan kehidupan anda di masa lalu?

Perbedaan yang terjadi setelah pernikahan dapat disebabkan karena kesepakatan antara anda dan pasangan anda. Misalnya, bagi anda para perempuan, mungkin menjumpai pasangan yang tidak menginginkan anda bekerja setelah menikah. Kadang hal tersebut menjadi impian bagi beberapa perempuan dimana ia merasa suaminya akan bertaggung jawab sepenuhnya untuk persoalan ekonomi.

Hal lainnya yang mungkin saja terjadi adalah anda memiliki keterbatasan untuk menikmati hari-hari anda misalnya hangout bersama teman-teman anda seperti sedia kala dan lain sebagainya.

Edan Lepucki, seorang penulis California mengaku tidak memiliki masalah dengan tetap menjadi pribadinya sendiri setelah menikah. Jadi kekhawatiran berlebihan di masa sebelum pernikahan menurutnya tidak di perlukan. Semuanya akan baik-baik saja apa bila segala sesuatunya dibicarakan dan disepakati bersama.

Pada awalnya, Lepucki sendiri mengkhawatirkan bahwa suatu saat dirinya akan merindukan masa dimana ia masih sendiri tanpa beban pikiran dan tanggung jawab dari institusi pernikahan.

Dilansir dari Greatist, Paul Hokemeyer, seorang terapis perkawinan dan keluarga mengungkapkan bahwa saat berpikir mengenai pernikahan, artinya terjadi transisi besar pikiran dari pola pikir remaja menjadi dewasa.

“Kuncinya adalah jujur dengan pasangan anda,” kata Hokemeyer. Artinya segalanya harus dijalankan berdasar keterbukaan tentang apa yang ada di dalam pikiran anda. Mungkin anda juga perlu mengusulkan untuk sesekali menikmati hari anda sendiri (me time) dan lain sebagainya.

Jadi, apapun yang mengganggu pikiran anda menjelang pernikahan dan setelah menikah sangat baik untuk berbagi dengan pasangan. Pasangan anda menikahi anda untuk melihat anda bahagia bersamanya, segala masalah hanya perlu anda bicarakan untuk menemukan solusi atas kehendak bersama.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available