Gamal Albinsaid: Sandi Memilih Jadi People’s Voices Dalam Menyuarakan Aspirasi Rakyat

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (FOTO: Istimewa)
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid menyampaikan, secara objektif dan tanpa tendensi politik, debat ketiga yang diikuti kedua cawapres peserta Pilpres 2019 membuktikan dan membuka mata kita semua bahwa Cawapres 02 Sandiaga Uno adalah sosok yang memiliki kapasitas keilmuan yang memadai, paham permasalahan yang sedang dihadapi, dan mampu menawarkan solusi.

“Fresh, Kritis, Solutif,” kata Gamal melalui akun twitternya, @Gamal_Albinsaid, Selasa (19/3/2019).

Simak:

“Cawapres kami dipilih bukan karena tekanan partai politik, bukan juga untuk insentif elektoral, dan bukan sekedar untuk memenangkan pilpres. Tetapi, karena kami menyadari bahwa beliau adalah sosok yang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang akan kita hadapi di kemudian hari,” lanjut Gamal.

Di sisi lain, dokter sekaligus motivator ini mengapresiasi Cawapres nomor 01 Kiai Ma’ruf Amin dan Sandiaga yang telah mempertontonkan perdebatan dengan penuh kesantunan, menjunjung rasa saling menghormati, menyajikan perdebatan penuh gagasan, tidak menggunakan data yang diragukan validitasnya, dan tidak menyerang pribadi.

“Dalam debat kemarin, Bang Sandiuno telah memilih menjadi people’s voices dan menyuarakan aspirasi rakyat yang selama ini dibantah oleh pemerintah dan mungkin akan terus dibantah oleh pemerintah di hari-hari mendatang,” kata Gamal.

“Ketika kami suarakan masalah Tenaga Kerja Asing (TKA) sebagai aspirasi dari berbagai serikat buruh KSPI, FSPMI, ABA, FSPLEM, KASBI, GOBSI yang menggelar aksi menolak TKA. Namun, pemerintah menyatakan TKA sedikit. Kami lebih memilih percaya serikat buruh,” imbuhnya.

Selain bersumber dari aspirasi masyarakat, kata Gamal lebih lanjut, narasi yang disampaikan Sandiaga dalam debat ketiga juga memiliki kesesuaian dengan data-data yang valid dan bersumber dari lembaga yang kredibel.

“Ketika Bang Sandiuno menyatakan akan selesaikan defisit BPJS dalam 200 hari, benahi sistem rujukan, dan memastikan tidak telat bayar ke rumah sakit, tenaga kesehatan, dan farmasi. Defisit BPJS memang tak mampu diselesaikan dalam 5 tahun terakhir dam memperburuk kualitas layanan,” katanya.

“Ketika Bang Sandiuno mendorong program promotif dan preventif, serta memberikan program 22 menit olahraga per hari. Data-data menunjukkan perburukan berbagai indikator kesehatan nasional, seperti peningkatan signifikan Penyakit Tidak Menular dan penurunan cakupan imunisasi,” sambungnya. (mys/nn)

Baca Juga:

Editor: Achmad S.

Exit mobile version