Kesehatan

Fakta Menarik Tentang Sayuran Asparagus

NUSANTARANEWS.CO – Tanaman asparagus sudah lama masuk ke Indonesia, tapi tidak semua orang tahu mengenai sayuran ini. Seseorang yang mengkonsumsi asparagus biasanya bau pesing urinnya sangat menyengat.

Aroma pesing tersebut ditimbulkan oleh senyawa mercaptan, yakni dimethyl sulfide, dimethyl disulfide, dimethyl sulfoxide, bis-(methylthio)-methane, S-methil thioacrylate, S-methyl-3(methylthio) thiopropinate, dan dimethyl sulphone.

Senyawa-senyawa tersebut tidak berbahaya. Jadi, kita tidak perlu menghindari makan asparagus. Meskipun sedikit mengganggu, karena aroma kurang sedap ini, manfaat asparagus bagi kesehatan sangat banyak. Karena itu, kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan manfaat yang lebih besar.

Mengenai kandungan gizi, asparagus mengandung banyak kalori dan karbohidrat yang tergolong rendah. Sebab itu, asparagus sangatlah cocok untuk dikonsumsi orang yang sedang menjalani diet rendah kalori atau penderita diabetes. Mengonsumsi asparagus dalam jumlah banyak tidak akan menaikkan indeks Glikemik yang harus Anda hindari. Makanan dengan indeks Glikemik tinggi harus dihindari para penderita diabetes atau hiperglikemia.

Baca Juga:  Hari Polio Sedunia, Cagub Luluk Ajak Gerakan Pencegahan Polio

Asparagus mengandung inulin, yakni karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Serat ini dapat mencapai usus besar tanpa melalui reaksi enzimatis, sehingga dapat berfungsi sebagai probiotik. Adanya inulin di dalam usus akan meningkatkan kehidupan mikroflora yang berguna untuk proses pencernaan. Mikrofora tersebut di antaranya bakteri Bifidobacteria sp. Dan Lactobacillus sp.

Inulin tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja sinergis dengan beberapa macam mineral yang terkandung dalam asparagus, seperti kalsium dan fosfor yang cukup tinggi. Mineral-mineral tersebut terbukti menurunkan kemasaman lambung. Dengan kata lain, mengubah suasana lambung menjadi basa. Alhasil, enzim pencernaan dapat bekerja dengan baik dan makanan pun tercerna secara sempurna.

Asparagus banyak mengandung zat besi. Zat besi, selain sangat diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan otak, secara umum diperlukan tubuh dalam pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi akan menyebabkan tubuh lesu, kepala pusing, dan pandangan berkurang sebagai salah satu gejala anemia. Asparagus juga banyak mengandung folat atau vitamin B9. Folat adalah kelompok vitamin B yang dibutuhkan tubuh pada masa pertumbuhan. Ibu hamil memerlukan asupan folat yang lebih besar dibandingkan dengan wanita pada umumnya agar bayi mereka lahir normal.

Baca Juga:  Hari Kesehatan Mental Sedunia, Khofifah Ajak Masyarakat Peduli Terhadap Sesama

Bagi anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang khususnya, asupan folat yang memadai sangatlah diperlukan untuk meningkatkan daya pikir mereka. Sementara bagi Anda yang khawatir pikun pada usia senja, memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung folat akan mencegah kepikunan. Dengan kata lain, daya pikir Anda tidak akan mengalami penurunan drastis meski Anda memasuki usia senja.

Kandungan vitamin A pada asparagus pun cukup banyak (756 IU/100 g). jumlah tersebut telah mencukupi 20% dari kebutuhan vitamin A yang kita butuhkan setiap hari. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi menjaga kesehatan mata dan menghindarkan tubuh dari kemungkinan infeksi khususnya oleh virus.

Lebih dari itu, asparagus merupakan sumber vitamin C yang berperan dalam penyerapan ion Fe, mereduksi bahaya logam berat serta memetabolisme folat, tirosin, dan finilalanin. Vitamin C pada asparagus berfungsi menurunkan tekanan darah, meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit dan tulang, serta menurunkan risiko katarak pada mata. Kecukupan vitamin C juga berguna untuk mencegah sariawan dan kerusakan pada kulit. (*)

Baca Juga:  Pemerintah Lakukan Uji Coba Pemberian Makan Bergizi Gratis di Nunukan

Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available