Fahri Hamzah Nilai Demokrasi Telah Digunakan untuk Menyangkal Eksistensi Oposisi

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah sebut kerugian negara 2,3 triliun dalam kasus e-KTP sebagai kebohongan publik. Foto: NusantaraNews/Syaefuddin A

Wakil Ketua DPR RI dan politisi PKS, Fahri Hamzah. Foto: NusantaraNews/Syaefuddin A

fahri hamzah, presiden jokowi, wakil ketua dpr, nusantaranews
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengunggah foto dirinya sedang berbincang-bincang dengan Presiden Jokowi di akun Instagram miliknya. (Foto: Instagram/Fahri Hamzah)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah prihatian demokrasi di Indonesia kini telah berubah dijadikan sebagai corong untuk menyangkal eksistensi oposisi. Menurutnya, hal ini mencerminkan kepemimpinan yang tidak paham aturan main demokrasi.

“Pertama-tama karena pemimpin yang tidak komit atau bahkan tidak paham aturan main demokrasi. Lalu, mereka menyangkal eksistensi lawan, atau oposisi, yang dituduh makar. Kemudian, pemimpin nampak kurang toleran dan akhirnya membatasi kebebasan sipil dengan berbagai cara yang mungkin,” ujar Fahri Hamzah melalui akun media sosial miliknya seperti dikutip redaksi, Minggu (26/5/2019).

Dia menambahkan satu varian, bahwa tiran atau hasil kudeta, disebutnya tidak lebih bahaya daripada pemimpin yang bersikap masa bodoh (ignorant).

“Seorang pemimpin yang nampak lemah lembut, tetapi dikelilingi oleh serigala pemangsa kebebasan rakyat adalah awal bahaya besar,” kata Fahri.

 

“Apakah kita tidak layak cemas? Silahkan dipikirkan sendiri sambil membaca buku yang jadi referensi. kita harus mau melihat korban yang sudah berjatuhan; di penjara, di rumah sakit bahkan dalam kuburan. Ini melengkapi mereka yang telah memilih bungkam! Waspadalah!,” tambahnya.

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version