NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Fahri Hamzah membandingkan isi materi visi dan misi kedua pasang calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) untuk bahan debat capres 2019 pertama pada tanggal 17 Januari 2019 mendatang.
Fahri mengaku mendapat duplikasi atau copy-an 2 dokumen visi dan misi milik kedua kandidat pilpres 2019. Dokumen tersebut ia pelajari kemudian ia coba untuk membuat penilaian terhadap kedua dokumen tersebut.
Simak:
- Fahri Hamzah Sebut Amien Rais Jangkar Kekuatan Politik Islam Rasional
- Amien Rais Diserang, Fahri Hamzah: Untuk Kepentingan Sejarah Saya Bongkar!
- SBY Dirumorkan Setengah Hati Dukung Prabowo, Fahri Hamzah: yang Benar SBY Sedang Memainkan Perannya
Beberapa catatan hasil analisa terhadap kedua dukumen yang Fahru sebut sebagai bahan untuk nonton bareng Debat Capres 2019. Berikut ini beberapa catatan Fahri yang ditayangkan di akun twitter-nya secara berkala:
Saya mendapat copy 2 dokumen visi/misi #Capres2019 dan saya sudah baca dan coba pelajari hampir sama. Calon nomor 02 sudah memakai model dan nomor 01 saya coba corat-coret modelnya. Coba kita beri beberapa Catatan sebagai bahan #NobarDebat2019 biar tambah asyik. pic.twitter.com/M5URrOTVPM
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) December 30, 2018
Saya mendapat copy 2 (dua) dokumen visi-misi Capres 2019 dan saya sudah baca dan coba pelajari hampir sama. Calon nomor 02 sudah memakai model dan nomor 01 saya coba corat-coret modelnya. Coba kita beri beberapa Catatan sebagai bahan Nobar Debat 2019 biar tambah asyik.
Dokumen Visi dan Misi Capres 2019 nomor 01 jauh lebih tebal (35 Halaman) dari dokumen milik nomor 02 (15 halaman). Dokumen nomor 01 lebih mirip sebuah buku tapi milik 02 lebih mirip presentasi dengan model di awal. Secara umum saya katakan sama.
Dalam Dokumen Visi Misi Capres2019 yang berjudul “Meneruskan Jalan Perubahan Untuk Indonesia Maju: Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, Calon Nomor01 menulis 9 pijakan kebijakan dan 42 program. Dengan penjelasan rinci.
Sementara itu, Calon Nomor 02 dengan Visi Misi Capres2019 berjudul, “Empat Pilar Mensejahterakan Indonesia: Sejahtera Bersama Prabowo-Sandi” menulis model dengan 1 Visi, 5 Misi, 4 Pilar yg terdiri dari 8 pilar Ekonomi, 9 Kesra, 10 Budaya dan LH, 7 Polhukam dlm 109 Program Aksi.
Bagi keduanya, sebenarnya punya banyak catatan. Menurut saya, mereka lemah memahami model negara yang mereka imajinasikan dengan fondasi yang sudah ada; Pancasila dan UUD45. Efek dari kelemahannya adalah dua dokumen ini gampang digugat soliditasnya.
Sebab seberapa banyak yang mau kita sebut dalam dokumen ini nanti hanya akan jadi janji kampanye yang enak didengar. Padahal untuk Calon Nomor 01 kan harus menjawab apa yang sudah dijanjikan sementara Calon Nomor 02 menambah janji baru.
Akumulasi janji inilah yang membuat dua dokumen Visi Misi Capres 2019 menjadi kurang kuat sebab semua orang bisa menyebutkan janji tapi apakah peta jalan menuju penyelesaian janji sudah disiapkan? Padahal itu yang paling penting yang ingin didengar rakyat dalam Nobar Debat 2019
Dalam dokumen Visi Misi Capres 2019 Calon Nomor 01 hilang konsep Nawacita yang membuatnya jauh berbeda dengan dokumen Visi Misi 2014. Sementara konser maritim juga hilang dan hampir tidak disebut sama sekali. Ini akibat menyebut janji bukan peta solusi.
Kelemahan itu juga ada di dokumen Visi Misi Capres 2019 pada Calon Nomor 02 yang terdapat 109 program aksi yang sama dengan janji. Padahal sekali lagi kita harus berangkat dari apa yang kita miliki hari ini; regulasi, institusi dan semua sumber daya yang tersedia.
Kalau para Capres 2019 mau memperbaiki, saya ada saran sebagai berikut: pertama, calon harus punya hafalan di luar kepala tentang titik berangkat kita dalam menuntaskan masalah bangsa negara. Ini yang paling penting. Ini alat wakil punya.
Konstitusi, UU, APBN, Kelembagaan Negara, Bumi, Air dan Kekayaan Alam, serta semua sumber saya harus dihafal agar ketika mau mengambil keputusan seluruh ilmu alat itu telah ada dalam kepala. Ini jangan andalkan orang kain. Ini wajib bagi Calon.
Kedua, sistematika menuntaskan masalah mesti melalui 3 tahapan utama: 1. Pemantapan Regulasi, 2. Manajemen Kelembagaan, dan 3. kepemimpinan. Inilah yang disebut Pendekatan Sistem. Skala negara memerlukan ini.
Ketiga, para Capres 2019 harus menonjol inisiatif dan terobosannya dalam mengkomunikasikan proposal Visi Misi Capres 2019 kepada rakyat dalam masa kampanye. Sementara kita belum melihat ini. Dugaan saya karena tidak jelas dan pijakan tidak jelas.
Saya mau ambil satu contoh saja sebagai penutup. Kedua calon tidak mengerti bagaimana menuntaskan korupsi dalam 5 tahun. Tidak nampak sistematikanya. Ujung-ujungnya nanti mereka akan bilang “perkuat KPK, swtunu dengan usulan KPK, dll”. Bagi rakyat ini merugikan.
Bagaimana kita memilih pejabat dengan ongkos trilyunan rupiah tetapi ada masalah krusial dia gak punya proposal sendiri dan menyerahkan kepada orang lain. Inah kelemahan dokumen Visi Misi Capres 2019 yang saya terima. Masih ada waktu untuk memperbaiki.
Semoga dalam Debat 2019 nanti kita akan menonton terobosan yang menarik atas begitu banyak masalah yang tidak selesai. Sebab terus terang dokumen Visi Misi Capres 2019 tidak menampakkan perbedaan yang signifikan. Juga nir terobosan.
Semoga dalam #Debat2019 nanti kita akan menonton terobosan yang menarik atas begitu banyak masalah yang tidak selesai. Sebab terus terang dokumen #VisiMisiCapres2019 tidak menampakkan perbedaan yang signifikan. Juga nir terobosan. #NobarDebat2019 sekian.
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) December 30, 2018
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.