NusantaraNews.co, Jakarta – Presiden Joko Widodo mendapat kiriman surat koreksi dari Alumni Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Ir. Rifda Ammarina Alamarie. Koreksi penting yang ingin disampaikan Rifda seputar persoalan pertanian dewasa ini Indonesia di bawan kendali Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Dengan terang-terangan Rifda mengungkapkan apa yang menjadi kegelisahan dia mendapati kenyataan kondisi pertanian di Indonesia. Salah satunya ialah sulitnya mengakses lahan pertanian bagi masyarakat biasa, serta kesulitan-kesulitan lain yang dia utarakan kepada Presiden Jokowi.
Adapun isi isi lengkap Surat Ir. Rifda Ammarina Alamarie untuk Presiden Joko Widodo sebagai berikut:
Assalamualaikum WW Pak Presiden Jokowi.
Saya Rifda Ammarina alumni IPB angkt 20. Alhamdulillah sejak 2005 memperjuangkan promosi dan edukasi pertanian Indonesia lewat Agrinex Expo dan saat ini sedang membangun usaha Pertanian dengan komoditas Rempah Di Maluku Utara dan Hortikultura di Pandeglang Banten.
Tadi jam 6 pagi dari Kemang saya ke kebun saya dan sekarang masih di jalan menuju Jakarta. Saya memahami mengapa tidak semua alumni IPB berkecimpung di sektor Pertanian, karena pemimpin Negeri ini terutama pemerintahan dalam kepemimpinan Bapak belum cukup berbuat sesuatu yang mendorong investasi di sektor Pertanian sehingga sektor Pertanian mampu memyerap semua tenaga-tenaga alumni IPB dengan gaji yang layak.
Pak Jokowi, taukah Bapak betapa sulitnya mengakses lahan pertanian bagi kami, betapa sulitnya mendapat akses pembiayaan bank dengan agunan lahan pertanian non sawit, betapa sulitnya benih berkualitas dan pupuk dengan harga terjangkau dan betapa tidak pastinya harga jual hasil pertanian karena kebijakan import yang pemerintan Bapak lakukan. Pak, semua itu menjadi kendala untuk menarik lebih banyak pemain baru di sektor pertanian.
Pak Jokowi, taukah Bapak betapa sedikitnya alumni IPB di BUMN karena kalau banyak alumni IPB di bank BUMN maka mustinya mudah pembiayaan kebun buah dgn agunan lahan pertanian, sehingga bukan kebun besar saja seperti sawit tapi juga kebun buah kecilpun bisa dibiayai. Kalau banyak alumni IPB di Kementrian Kehutanan dan BPN mustinya mudah akses lahan pertanian bagi kami alumni tanpa harus membeli lahan yang makin tidak murah karena peguasaan lahan oleh Taipan yang lewati batas kewajaran akibat lalainya Pemerintah. Kalau saja banyak alumni IPB di Kementrian Perdagangan bisa jadi akan mudah import dihentikan untuk menolong produk pertanian lokal di pasar Indonesia dan eksport. Dan bila banyak alumni IPB di Kementrian Perindustrian rasanya mudah akan hadirnya industri pengolahan di sentra2 produksi Pertanian sehingga harga saat panen tidak merugikan petani.
Pak Jokowi, saya insya’ Allah cukup yakin, kalau saja Bapak copot Menteri Pertanian dan gantikan dengan alumni IPB yang handal maka akan hadir kebijakan-kebijakan yang mendorong produktivitas pertanian dengan efisien juga sesuai kebutuhan alias tidak mubazir dan asal-asalan seperti saat ini.
Oh ya Pak. Taukah Bapak berapa banyak BUMN dan berapa banyak alumni di level direktur BUMN? Bandingkan dengan jumlah alumni IPB? Hanya kurang dr 1% yang menjadi direksi BUMN. Jadi daripada Bapak pertanyakan kiprah dan output alumni IPB di Pertanian, mending Bapak ganti Mentan dengan alumni IPB dan rubah kebijakan import, pembiayaan pertanian dan akses lahan pertanian.
Semoga pesan ini diteruskan ke pak Jokowi untuk sebagai koreksi. Aamiin YRA
Salam.
Rifda Ammarina
Alumni IPB EO Agrinex Expo.
Catatan Redaksi: Beberapa kata singkatan telah disempurnakan.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman