Budaya / SeniFeaturedPuisi

Doa untuk Pengungsi Rohingya

Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch
DOA UNTUK PENGUNGSI ROHINGYA

Dengan terus menyebut 99 nama indahMu
Dengan selalu memuji dan memuja keagunganMu
Hari ini kuhaturkan haru-biru dalam doaku

Tuhanku
Mata batinku berkaca-kaca menyaksikan petaka ini
Nestapa saudaraku bangsa Rohingya yang terusir atau diusir dari negerinya
Menjadi pengungsi untuk menghindari perang dan kezaliman
Meninggalkan tanah airnya untuk mencari suaka dan rasa damai

Rohingya adalah manusia
Tapi kedurjanaan telah merendahkan martabatnya
Diburu dengan desing peluru
Dianiaya dengan segala jenis senjata

Tuhanku
Hari ini telah kusaksikan kemanusiaan yang dihinakan
Kemanusiaan yang dikremus atas nama kekejian
Justru oleh manusia sebangsa dan setanah airnya

Dunia sudah seharusnya terjaga dari teror dan horor memilukan ini
Umat manusia dimana pun berada harus terusik dengan ulah tangan-tangan kotor ini
Saat rasa kemanusiaan telah dinistakan
Mimpi buruk harus diakhiri

Tuhanku
Lidahku kelu mengucap salam dan rindu
Terapung di kelopak mataku nasib para pengungsi Rohingya itu
Perempuan renta dan bayi tanpa dosa
Harus tersapu badai saat berlari dari negerinya

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Bukankah agama tidak mengajarkan kekerasan dan tipu-daya?
Bukankah agama hanya mengajarkan kebajikan dan kasih-sayang pada sesama walau berbeda etnis dan agamanya?

Kucium daging terbakar dari negeri Myanmar
Kemanusiaan yang memar oleh agama yang ingkar
Kenapa api kesumat dan nyala dendam harus berkobar?

Takbirku membiru di pucuk lidahku
Takbirku membiru dalam dadaku
Meratapi kedegilan dan kegilaan ini
Myanmar terus mencakari nalar dan getar keimananku

Tuhanku
Tancapkan kuku keadilanMu
Mekarkan wangi bunga pada bumi Myanmar
Taburkan biji tasbih dan kedamaian pada bangsa Rohingya
Rasa damai dan kemerdekaan yang sejatinya
Amin

(Embun Pagi untuk Rohingya, 2017)

Baca puisi-puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch di rubrik Puisi (Indonesia Mutakhir).

Wanita Tua Rohingya Berdoa. Foto: Dok. JustGiving
Wanita Tua Rohingya Berdoa. Foto: Dok. JustGiving

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll. (Selengkapnya)

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 116