Budaya / SeniPuisi

Dilarang Tertawa, Karena Ada Duka

Puisi Sutirman Eka Ardhana

DILARANG TERTAWA, KARENA ADA DUKA

Maaf, dilarang tertawa

karena sedang ada duka

Bersabarlah sebentar

menunggu tangis reda

 

Mari berlapang dada

memberi waktu dan ruang

agar mereka yang kecewa

menyelesaikan ratapnya

 

Hidup memang semestinya

saling berbagi rasa

Jadi, biarkan rasa perih itu

berderai di air mata kelu

 

Maaf, jangan tertawa dulu ya

karena ada yang hatinya terluka

menganga

2017

 

SAJAK TENTANG TAWA

Kalau kau mau tertawa

tertawalah mulai sekarang

sebelum waktu tertawamu

dibatasi sampai jelang petang

 

Kau harus mampu memahami

karena malam sedang ingin

berbagi ruang, dan waktunya

kepada mereka yang berduka

 

Kalau kau mau tertawa

jangan tertawa di malam hari

karena malam sudah dipesan

orang-orang yang luka hati

2017

Sutirman Eka Ardhana, lahir di Bengkalis, Riau, 27 September 1952. Karya buku kumpulan puisinya Risau (Pabrik tulisan, 1976), Emas Kawin (Renas, 1979). Dan, puisi-puisinya juga terhimpun pada sejumlah antologi puisi di antaranya Tugu, Dermaga I, Dermaga II, Merapi Gugat (2011), Kitab Radja-Ratoe Alit (2011), Suluk Mataram (2012), Satu Kata Istimewa (2012), Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012), Suara-suara Yang Terpinggirkan (2012), Dari Negeri Poci 4 – Negeri Abal-Abal (2013),Lintang Panjer Wengi di Langit Yogya, Dari Negeri Poci 5 – Negeri Langit(2014), Parangtritis (2014), Jalan Remang Kesaksian (2015), Dari Negeri Poci 6 – Negeri Laut (2015), Semesta Wayang (2015) dan Dari Negeri Poci 7 – Negeri Awan (2016). Selain itu juga menulis sejumlah novel. Kini redaktur di majalah Sabana, juga redaktur Warta Kebangsaan (www.perwara.com) dan Jurnal Kebangsaan, serta dipercaya menjadi pengajar di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 114