Berita UtamaPolitikTerbaru

Di Pertemuan G7, Italia Pesimis AS Berubah Sikap Terkait Perubahan Iklim

Menteri Lingkungan Italia Gian Luca Galletti (C) menghadiri pertemuan puncak menteri lingkungan hidup dari kelompok industri G7 di Bologna, Italia, 11 Juni 2017. (Foto: Reuters/Max Rossi)

NUSANTARANEWS.CO, Bologna – Menteri Lingkungan Italia, Gian Luca Galletti mengatakan bahwa sikap Amerika Serikat yang berbeda dalam menyikapi perjanjian iklim Paris merupakan sesuatu yang wajar-wajar saja. Dia bahkan menyebut bahwa perbedaan sikap AS itu memang sudah takdirnya seperti itu.

“Posisi di atas kesepakatan Paris berjauhan… dan akan tetap seperti itu,” kata Galletti di sela-sela pertemuan menteri lingungan negara Kelompok Tujuh (G7) di Bologna, Italia seperti dikutip Reuters, Minggu (11/6/2017).

Italia diketahui pemimpin G7 sejak 2017. Pertemuan dadakan ini digelar untuk membahas sikap beda AS terkait perjanjian iklim Paris, pembangunan berkelanjutan dan masalah sampah di laut.

Bulan ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia akan menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris, yang memicu kecaman dari para pemimpin dunia lainnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni mengatakan bahwa kesepakatan di Paris tidak dapat dinegosiasi ulang, dan mendesak negara-negara sekutu mereka untuk mempercepat upaya memerangi perubahan iklim.

Baca Juga:  Survei Pilgub Jatim: 84,5% Pemilih Gerindra Mantap Pilih Khofifah-Emil

“Ada kesediaan untuk menemukan benang merah … kami ingin memperbaiki keadaan,” kata Galletti kepada wartawan, tanpa memberikan rincian.

Trump, yang telah menyebut bahwa perubahan iklim sebagai tipuan dan rekayasa. Ia juga menuding bahwa kesepakatan Paris akan merusak ekonomi AS, biaya pekerjaan, dan membuat negaranya mengalami kerugian permanen dibandingkan pesaingnya.

Sementara itu Scott Pruitt, kepala Badan Perlindungan Lingkungan AS, dijadwalkan akan terbang kembali ke Amerika Serikat pada hari Minggu siang untuk bertemu dengan Trump. Namun ia menolak untuk mengomentari bagaimana perundingan dilanjutkan di Bologna.

Hanya saja menurut Patricia Espinosa, sekretaris pelaksana Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Pruitt mengatakan kepada delegasi pada sesi pembukaan bahwa Amerika Serikat ingin terus melakukan upaya dalam memerangi perubahan iklim.

“Dia juga menyebutkan bahwa dia ingin terlibat dengan sekretariat Perubahan Iklim (UN’s),” katanya.

Trump mengatakan ketika dia mengumumkan bahwa dia menarik keluar dari kesepakatan Paris bahwa pemerintahannya akan memulai negosiasi baik untuk memasukkan kembali kesepakatan tersebut atau membuat kesepakatan baru mengenai persyaratan yang adil bagi Amerika Serikat.

Baca Juga:  Relawan Millenial dan Generasi Z Jawa Timur Janjikan Suara Tebal Untuk Khofifah-Emil di Pilgub

Pendukung kesepakatan Paris telah menyebut langkah Trump sebagai pukulan bagi upaya internasional untuk mengatasi bahaya bagi planet yang ditimbulkan oleh pemanasan global. Dan sekadar informasi, Amerika Serikat adalah penghasil karbon terbesar kedua di dunia di belakang China. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 21